Dark/Light Mode

Kehamilan Harus Direncanakan, Agar Bayi yang Lahir Tidak Stunting

Rabu, 6 Maret 2024 13:52 WIB
Kepala BKKBN dokter Hasto (kedua kanan). (Foto: Istimewa)
Kepala BKKBN dokter Hasto (kedua kanan). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto menegaskan, kehamilan harus direncanakan agar bayi yang dilahirkan sehat dan tidak stunting. Salah satunya dengan mengatur jarak kelahiran antaranak.

Hal itu ditegaskan dokter Hasto pada kegiatan Sosialiasi dan Pelayanan KB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kerang, Desa Kerang, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimatan Timur, Selasa (5/3). Pengaturan jarak kelahiran agar tidak terlalu rapat demi mencegah lahirnya anak-anak stunting, menurut dokter Hasto, dapat dilakukan melalui program Keluarga Berencana (KB).

Presiden Jokowi, melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, mengamanatkan penanganan stunting secara lebih masif. Sehingga target 14 persen stunting secara nasional dapat dicapai pada 2024.

Baca juga : Kemendag Pastikan Harga Minyakita Nggak Naik

"Ini (ibu hamil) harus dikawal mulai dari masa kandungan," kata dokter Hasto, seraya memberikan apresiasi kepada remaja putri yang antusias mengikuti program minum tablet tambah darah sebagai upaya mereka mengantisipasi melahirkan anak stunting pada saat menikah, seperti keterangan yang diterima redaksi, Rabu (6/3).

Pada bagian lain sambutannya, dokter Hasto mengatakan bahwa intensifikasi dan integrasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi di wilayah, khusus perbatasan, menjadi salah satu Program Prioritas Nasional (Pro PN).

Mengutip PP Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020-2024, dokter Hasto mengemukakan, BKKBN mendukung dua agenda pembangunan/prioritas nasional, yaitu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing serta revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.

Baca juga : Jakarta Banjir, Tapi Tidak Heboh

Dalam kaitan ini, BKKBN mendorong agar penggunaan kontrasepsi, khususnya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), semakin meningkat. Sehingga di antaranya dapat menekan angka drop out akseptor.

Berkaitan dengan upaya ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur menggelar kegiatan intensifikasi dan integrasi pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi pada 4-5 Maret 2024. Pelayanan KB dilakukan untuk mendekatkan akses pelayanan, khususnya di wilayah perbatasan antara Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Sebelum pelaksanaan sosialisasi dan pelayanan KB, BKKBN Kalimantan Timur menggelar kegiatan 'Nonton Bareng dengan MUPEN (Mupen adalah Mobil Unit Penerangan milik BKKBN). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya Promosi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat, di Sengayam, Kota Baru, Senin (4/3/2024) dan disambut antusias masyarakat sekitar. Juga diadakan pemeriksaan USG bagi ibu hamil. Seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Program Menginspirasi

Baca juga : Andrea Gunawan, Rekam Orang Lagi Mesum, Dikecam Netizen

Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik mengingatkan, pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan jangan dibatasi oleh administrasi meskipun beda provinsi. "Mari, kita saling berkolaborasi untuk mempercepat kesuksesan program ini," kata Akmal.

Dia menyampaikan kekagumannya pada Kepala BKKBN, dokter Hasto, yang berlatar belakang dokter dan pernah sukses mengemban jabatan Bupati di Kulon Progo, DI Yogyakarta.

Akmal menilai, banyak program dokter Hasto yang menginspirasi dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat terkait dengan pemberdayaan keluarga dan stunting.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.