Dark/Light Mode

Tips dari Dokter Hasto Agar Anak Terhindar dari Stunting dan Cacat

Sabtu, 24 Februari 2024 14:30 WIB
Kepala BKKBN dokter Hasto Wardoyo memberikan bantuan untuk mencegah anak stunting. (Foto: Istimewa)
Kepala BKKBN dokter Hasto Wardoyo memberikan bantuan untuk mencegah anak stunting. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo, membagikan tips agar anak terhindar dari stunting dan kecacatan. Tipsnya dimulai dari cara menghasilkan sperma yang bagus dan baik bagi para suami.

Dokter Hasto mengungkap tips itu saat menjadi pembicara pada acara Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja, di Pendopo Bupati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (23/2).

Menurut dokter Hasto, laki-laki yang ingin spermanya bagus jangan merokok, meminum minuman keras, dan terlalu lama mandi air hangat.

“Sperma diproduksi berdasarkan hormon yang diproduksi otak dan testis. Tetapi ada juga enzim yang diproduksi hati. Jadi, kalau hatinya rusak, spermanya tidak akan bagus. Maka, orang yang merokok, maaf, spermanya tidak bagus,” jelasnya.

Mengapa perilaku yang tidak sehat bagi kesehatan sperma adalah merokok, minum minuman keras? Dokter Hasto berujar, itu karena yang mendetoksifikasi miras adalah hati. Hati mencerna alkohol agar tidak menjadi racun bagi tubuh.

Baca juga : Rapat di Kantor WHO, Prof Tjandra Ungkap Pentingnya EOC Dan SHOC

Sedangkan mandi air hangat dalam durasi yang lama, lanjut dokter Hasto, bisa mengakibatkan penurunan jumlah sperma. Testis sensitif pada suhu panas. Sehingga bila berendam di air hangat terlalu lama dapat merusak dan menurunkan pergerakan sperma menuju sel telur.

Rencanakan Kehamilan dengan Baik

Dokter Hasto mengingatkan, kehamilan harus direncanakan dengan baik agar anak yang dilahirkan sehat, jauh dari kondisi stunting. "Kalau tidak direncanakan, jangan hamil dulu untuk mencegah stunting dan cacat-cacat (pada bayi),” terangnya.

Ia juga mengatakan, kehamilan yang tidak direncanakan biasanya ibu yang hamil tidak mengetahuinya. Apabila tidak sengaja minum obat-obatan yang dilarang diminum ibu hamil, kondisi itu bisa berbahaya bagi perkembangan janin. Misal, mengkonsumsi obat maag bisa menyebabkan bibir sumbing.

“Begitu mau ketemu (menyatunya bibir kiri dan kanan) di usia kehamilan satu bulan, lalu ibu hamil itu minum obat maag banyak-banyak, terganggu lah pertemuan antara bibir kiri dengan bibir kanan,” jelas dokter Hasto.

Maka, menurutnya, para calon pengantin yang ketika sudah memeriksakan kesehatannya dan mengisi aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah Siap Hamil) tidak memenuhi syarat sehat untuk hamil, masih boleh menikah. Tetapi, diingatkan dokter Hasto, hendaknya menunda kehamilannya dengan menggunakan alat kontrasepsi.

Baca juga : Tinjau Banjir Grobogan, Ganjar Ajak Pendukung Bantu Korban

Dokter Hasto lalu menyampaikan alasan mengapa calon pengantin harus sehat ketika hamil agar tidak melahirkan anak stunting. Sehat itu salah satu cirinya calon pengantin perempuan jangan terlalu kurus, yang ukuran lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm.

Bila ukuran lingkar lengan kurang dari batas minimal, itu tidak baik untuk janin yang dikandung. Hal ini, menurut dokter Hasto, karena tubuh ibu yang terlalu kurus tidak berlemak. Padahal, otak bayi membutuhkan lemak.

“Ibu yang mau hamil harus berlemak dan tidak anemia,” tambahnya.

Harus Keroyokan

Sementara itu, Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Kudus, Revlisianto Subekti, dalam sambutannya, sangat berbangga hati karena kegiatan Promosi KIE ini diselenggarakan di Kabupaten Kudus.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini menambah wawasan dan pengetahuan petugas lini lapangan dalam upaya percepatan penurunan stunting,” ucapnya.

Baca juga : Gerakan Nurani Bangsa Dorong Bawaslu Wakili Kepentingan Rakyat

Menurutnya, percepatan penurunan stunting adalah sebuah program prioritas nasional yang menjadi perhatian bersama yang tidak bisa dilakukan secara sendiri.

“Kita semua harus keroyokan untuk mengentaskannya. Apabila tidak tuntas pada generasi sekarang bisa mempengaruhi perjalanan generasi penerus bangsa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.

Acara Promosi KIE Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Kudus, dan dihadiri Dandim Kabupaten Kudus dalam hal ini diwakili Kapten Infanteri Ibnu Latifur.

Di acara ini, dokter Hasto juga memberikan bantuan bagi anak-anak stunting di Kabupaten Kudus. Di antaranya dokter Hasto mengunjungi rumah salah satu anak stunting, sekaligus memberikan bantuan. Anak tersebut berusia dua tahun dengan berat badan hanya 7 kg. Ironisnya, ibu balita tersebut juga sedang hamil 4 bulan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.