Dark/Light Mode

Catatan Dr. Devie Rahmawati

Merayakan Idul Fitri dengan Berkah Pengetahuan, Belajar dari San Fransisco

Jumat, 12 April 2024 20:01 WIB
Dr. Devie Rahmawati (Foto: Istimewa)
Dr. Devie Rahmawati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kali pertama menjejakkan kaki di kota yang dijuluki sebagai "The Mecca of Technology", perasaan bangga, bahagia yang bercampur dengan bingung (akan saya elaborasi di akhir tulisan), berkecamuk dalam diri saya. San Fransisco, adalah kota yang menjadi ibu kandung dari produk-produk inovasi teknologi yang dikonsumsi oleh nyaris seluruh penduduk planet biru. Kota ini menjadi kiblat/pusat acuan utama bagi kemajuan dan perkembangan teknologi dunia, layaknya posisi Mekah bagi umat Islam dalam konteks spiritual dan keagamaan.

Di sudut-sudut kota San Fransisco yang indah, berdiri kantor-kantor raksasa teknologi seperti Google, Apple, Facebook, yang tak pernah berhenti berinovasi demi memberikan pengalaman digital terbaik bagi penggunanya sampai hari ini. Para programmer dan insinyur jenius dari berbagai penjuru dunia berkumpul, berkolaborasi, dan bersinergi untuk menciptakan teknologi baru yang mengubah kehidupan manusia.

Di pusat penelitian dan universitas ternama seperti Stanford dan Berkeley, para ilmuwan dan peneliti mengembangkan terobosan yang kelak melahirkan teknologi canggih masa depan. Para investor, dengan visi jauh ke depan, sibuk membidik dan membiayai startups berbakat untuk mewujudkan mimpi mereka. Inilah ekosistem bernilai lebih dari 2,4 triliun dolar AS ini, terus menghasilkan terobosan demi terobosan, mengukir lembaran baru sejarah teknologi manusia.

Layaknya kiblat bagi umat Muslim, San Francisco menjadi titik pusat yang mengilhami, memimpin, dan memandu perkembangan dunia teknologi. Tanpa kontribusi visionernya, barangkali Lebaran tak akan selengkap dan semenyenangkan seperti saat ini.

Lebaran, sebagai sebuah momen sakral yang dinanti oleh seluruh umat Muslim di dunia, dimaknai dengan merayakan kemenangan atas manusia dari hawa nafsu, yang diwujudkan dalam jalinan tali silaturahmi. Di hari yang Fitri seperti Lebaran, silaturahim menjadi kewajiban yang dipenuhi dengan sukacita. Mampir dari rumah ke rumah, bertukar ucapan selamat dan menyampaikan doa terbaik. Ikatan persaudaraan terjalin kembali dengan erat, mengukuhkan bangunan kebersamaan di tengah keragaman latar belakang.

Baca juga : Merayakan Hari Internasional Penerbangan Manusia ke Luar Angkasa

Lebaran pun kini sudah berubah. Jika kita menaut pada sebuah axioma ‘the only constant is change’, atau dengan kata lain, perubahan adalah sebuah keniscayaan yang konstan, begitupun dengan Lebaran yang kita rasakan. Lebaran yang kini dipadukan, disinkronisasi, bahkan digantikan dengan teknologi digital, merupakan refleksi dari perubahan tersebut. Perubahan ini datangnya dari salah kota di negeri Paman Sam, yang juga dikenal sebagai “The Startup Capital”, San Fransisco.

Di era teknologi digital yang serba cepat ini, Lebaran tak lagi terbatas pada kumpul keluarga dan saling mengunjungi sanak saudara. Kemajuan teknologi telah mengubah cara manusia merayakan dan berbagi kebahagiaan Lebaran. Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan X (Twitter) menjadi panggung untuk saling bertukar ucapan selamat dan momen-momen indah Lebaran dengan kerabat yang terpisahkan oleh jarak. Para ibu berbagi resep masakan Lebaran melalui grup WhatsApp. Video call menjembatani rindu dengan saudara yang tinggal di perantauan yang tidak bisa mudik Lebaran.

Inilah manfaat luar biasa dari teknologi digital. Ia telah mempersempit jarak, memfasilitasi komunikasi instan, dan menghadirkan kenangan berharga di momen penting seperti Lebaran. Tak hanya dalam konteks spiritual dan sosial, teknologi digital juga berperan dalam hal pragmatis seperti memesan transportasi online untuk mudik, belanja keperluan Lebaran, hingga mencari informasi jalur terbaik untuk menghindari kemacetan.

Meski demikian, di tengah kemudahan dan kebermanfaatan yang ditawarkan teknologi digital, kita perlu mewaspadai penggunaannya. Studi kepada 582 mahasiswa di China mengungkapkan adanya hubungan dua arah antara kesepian dan kecanduan smartphone. Mereka yang kesepian cenderung menggunakan smartphone secara berlebihan untuk melarikan diri, namun penggunaan yang berlebihan justru memperburuk kesepian karena mengurangi interaksi sosial. Lalu, penelitian yang terbit di Jurnal L'Encéphale Elsevier menemukan bahwa penggunaan smartphone yang berlebihan terkait dengan peningkatan perasaan kesepian dan depresi pada 500 responden usia 15-18 tahun. Hal ini disebabkan oleh gangguan tidur, berkurangnya aktivitas fisik, dan menurunnya interaksi sosial langsung.

Oleh sebab itu, jangan sampai hal di atas mengurangi makna dan kesakralan momen Lebaran yang kita rasakan. Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar kita tidak terjerat dalam belenggu teknologi yang justru menjauhkan diri dari hakikat Hari Raya Suci.

Baca juga : Suka Cita WNI Dan Diaspora Merayakan Idul Fitri Di Kenya

Pertama, jangan sampai waktu berharga di hari raya Lebaran terbuang sia-sia hanya untuk bermain gawai atau berselancar di dunia maya, alih-alih menghabiskan waktu dengan bersilaturahmi dan beribadah. Keluarga besar yang seharusnya berkumpul dan merasakan kehangatan, justru berpeluang diliputi kesunyian. Bayangkan saja, saat momen silaturahmi, justru mempertontonkan “kekhusyukan” berkomunikasi dengan gadget masing-masing, tenggelam dalam dunia maya. Percakapan dan tawa canda berganti menjadi keheningan yang mencekam. Inilah pemandangan menyedihkan akibat ketergantungan pada gawai yang berlebihan.

Sebuah studi dari Center Parcs Ireland dan Deloitte sebelum pandemi, menemukan bahwa setiap orang minimal mengecek handphone minimal 57 hingga 100 kali dalam sehari. Hal ini menyebabkan kita sebagai manusia minim melakukan kontak mata, dan menghadirkan diri dalam percakapan yang menyenangkan sekaligus menenangkan. Alhasil, dampak yang paling terasa terutama pada anak-anak, mereka menjadi lebih mudah dan sering “ngambek, ngamuk”, karena tidak memiliki kemampuan mengelola emosi, akibat absennya komunikasi dengan manusia, khususnya para orang tua. Padahal, sebagaimana yang disampaikan Taylor Swift: When you make an eye contact with someone across the room and it clicks and you're right there in love again." Mari kita semaikan lagi cinta di antara kita dengan sorotan mata penuh kasih di hari suci ini.

Kedua, hindari memamerkan kemewahan harta atau kebahagiaan berlebihan di media sosial. Sebuah studi yang dipublikasikan di Sage Journal menyebutkan bahwa hampir 70 persen orang yang memamerkan kekayaan merasa bahwa hal tersebut akan membuat mereka menjadi lebih menarik dan mendapatkan teman lebih banyak. Padahal penelitian menunjukkan sebaliknya, orang-orang justru lebih tertarik berteman dengan orang yang memiliki kendaraan dengan merek-merek umum, dibandingkan orang yang memiliki mobil-mobil sport misalnya. Inilah mengapa sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 36, bahwa sesungguhnya Tuhan pun tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.

Ketiga, waspadai fenomena konsumerisme instan yang bisa membelenggu kita pada saat Lebaran. Momen Lebaran yang seharusnya menjadi waktu untuk berkumpul dan bersyukur, justru disibukkan dengan berbelanja offline dan online yang tak berujung. Studi di Amerika menunjukkan bahwa selama perayaan hari besar seperti Natal misalnya terjadi peningkatan hutang pasca liburan. Di Indonesia, OJK juga sudah memprediksi akan terjadi peningkatan hutang hingga 13 persen pada tahun 2024.

Keempat, jangan biarkan teknologi mengurangi kualitas ibadah kita, akibat asyik-masyuk menggunakan ruang digital untuk konsumsi, produksi hingga distribusi konten-konten negatif seperti gosip, ghibah, dan fitnah, yang justru terus mewabah di media sosial bahkan di hari-hari mulia ini. Berita dan ujaran kebencian tersebar tak terkendali, menjatuhkan martabat orang lain dan merusak kerukunan masyarakat. Bukankah semangat Lebaran adalah untuk membersihkan hati dan jiwa?

Baca juga : Menag Tegaskan Idul Fitri Momen Perkokoh Persatuan

Kelima, waktu berharga Lebaran terbuang sia-sia hanya untuk bermain gim online, serial drama, pornografi, tayangan kekerasan hingga judi online. Sebuah studi 2023 di Jepang menunjukkan bahwa memang terdapat potensi peningkatan konsumsi gim online di saat liburan. Tidak hanya itu, studi yang dirilis Elsevier tahun 2022 menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas judi digital semenjak pandemi. Di Indonesia sendiri, sebagaimana yang dirilis oleh PPATK, transaksi judi online telah mencapai Rp 200 triliun, yang salah satunya ditopang melalui aktivitas pinjaman online (pinjol). Alih-alih mengunjungi handai taulan atau bercengkrama, kita malah terjebak dalam kubangan digital yang menyesatkan hidup kita dari makna hakiki Lebaran.

Kembali ber”kiblat” pada San Fransisco, hal yang membuat Saya mengalami kebingungan dalam pendaratan di sana ialah bagaimana eksotisme sejarah dan pesona historis Golden Gate Bridge, Lombard Street, Muir Woods Monuments, Pier 39, dapat hidup berdampingan dengan gagahnya Kerajaan Teknologi Silicon Valley. Tidak hanya itu, kehadiran Cable Car semenjak 1873, yang masih terus dirawat hingga kini, menunjukkan bagaimana kehadiran teknologi baroe, tetap mampu hidup bersama dengan peninggalan teknologi “jadoel”, untuk memberikan pelayanan terbaik bagi umat manusia.

Dari San Fransisco kita dapat mengekor, bagaimana di momen penuh berkah ini, kita merayakan kemenangan dari kemudahan, kebahagiaan dan keberkahan teknologi, tanpa melupakan nilai-nilai luhur masa lalu, melalui perayaan Lebaran itu sendiri. Mari kita senantiasa ingat, agar tidak menjadi hamba bagi kemajuan teknologi, tetapi justru menjadikan teknologi sebagai cara untuk mencapai kehidupan yang lebih bermakna dan berkualitas.

Terima kasih San Fransisco, engkau telah meninggalkan goretan abadi di jiwa dan benak siapapun yang singgah. Mengutip Frank Sinatra, I left my heart in San Fransisco.

Dr. Devie Rahmawati
Peneliti & Pengajar Tetap Vokasi UI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.