Dark/Light Mode

Jaga Etika

Mahfud Tak Manfaatkan Koneksi Selama Kampanye Pilpres

Senin, 6 Mei 2024 08:26 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD saat Halal Bihalal Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) di Auditorium Kementerian PUPR, Sabtu (4/5/2024). Foto: Istimewa
Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD saat Halal Bihalal Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) di Auditorium Kementerian PUPR, Sabtu (4/5/2024). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar Hukum Tata Negara yang juga mantan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD mengaku menghindari kampus selama kampanye Pilpres 2024.

Padahal, Mahfud dapat memanfaatkan relasi kedekatan dam profesionalismenya dengan berbagai kampus demi kepentingan elektoral.

"Saya ini Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya sejak 2022. Saya rajin datang ke Universitas Brawijaya. Tetapi selama musim Pilpres, saya tidak datang. Saya menjaga diri agar tidak menimbulkan fitnah bagi rektor," kata Mahfud saat Halal Bihalal Ikatan Alumni Universitas Brawijaya (IKA UB) di Auditorium Kementerian PUPR, Sabtu (4/5/2024).

Jika dirinya mendatangi kampus tempatnya mengajar, lanjut Mahfud, takutnya muncul gosip negatif bagi universitas tersebut. Termasuk UB. Rektornya, bisa dicap pendukung Mahfud.

Baca juga : Setelah Kalahkan Indonesia, Ali Jasim Doakan Garuda Muda Lolos Olimpiade Paris

Mahfud mengaku, hanya datang ke kampus yang memang menggelar kampanye terbuka dan mengundang semua kontestan Pilpres 2024.

"Untuk isi kuliah saya stop selama musim kampanye. Kecuali dalam kampanye terbuka yang sengaja diselenggarakan kampus seperti pernah di Unair dan lainnya. Itu juga yang semua kontestan diundang," ungkap Mahfud.

Selain kampus, Mahfud juga menjaga jarak dengan banyak pejabat yang dulu diangkat atas rekomendasi dan promosinya saat menjadi Menko Polhukam.

Kepada para pejabat ini, Mahfud tegas memperingatkan agar menjauhinya sementara selama Pilpres 2024. Khususnya saat ada agenda kampanye ke daerah-daerah pejabat ini bertugas.

Baca juga : Mahfud Jadi Pembicara Kunci Seminar Nasional Agama Dan Negara Di UII

Misalnya Gubernur Sumatra Utara (Sumut) yang dulu merupakan staf ahlinya. Juga ada Pangdam Sumut yang dulu Sespri di Kemenko Polhukam.

Saat ada agenda kampanye di Medan, Mahfud meminta mereka tidak mendekat. Ia tak mau memanfaatkan koneksinya selama masa kampanye.

"Saat ada agenda ke Medan, saya beritahu ke Gubernur dan Pangdam, jangan disambut dan dekat-dekat. Akan jadi tidak nyaman bagi anda," ujarnya.

Mahfud menekankan, Pilpres 2024 sudah berakhir. Mahfud pun mengaku mulai menormalisasi kehidupannya. Salah satunya kembali lagi ke kampus untuk mengajar.

Baca juga : NBA, Pacers Manfaatkan Ketimpangan Bucks

"Silakan kampus-kampus kembali mengundang, asal tidak berbenturan pasti datang, pasti saya datang," ujar Mahfud.

Bagi Mahfud, tak ada lagi residu kontestasi Pilpres. Apalagi, dia menegaskan, siapa pun yang berkontestasi, harus bisa menerima putusan pengadilan.

Sebab, jika kontestan yang kalah tidak mau menerima putusan pengadilan, negara tak akan berjalan. Dia pun mengajak masyarakat untuk move on dan kembali fokus membangun bangsa.

"Sudah diputus masih gugat lagi, diputus gugat lagi, negara ini tidak akam berjalan. Oleh sebab itu, keadaban kita dalam hukum itu harus benar-benar dilaksanakan," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.