Dark/Light Mode

Ancaman Konflik di Laut China Selatan terhadap Kedaulatan Indonesia

Demi Perdamaian, Mainkan Semua Jurus Pendekatan

Jumat, 31 Mei 2024 21:21 WIB
Cuplikan video saat KRI Tjiptadi-381 menghalau kapal Coast Guard China saat melakukan patroli di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, akhir Desember 2019. [Foto: Antara/HO/Dispen Koarmada I/pras]
Cuplikan video saat KRI Tjiptadi-381 menghalau kapal Coast Guard China saat melakukan patroli di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, akhir Desember 2019. [Foto: Antara/HO/Dispen Koarmada I/pras]

 Sebelumnya 
Tak cuma itu. LCS juga memiliki ratusan pulau. Yang paling besar antara lain Pulau Spratly, Pulau Paracel, Pulau Pratas yang diklaim oleh enam negara ASEAN.

Namun kebanyakan pulau-pulau tersebut, menurut Council for Foreign Relations (CFR), tak berpenghuni, sehingga secara historis amat sulit menyelesaikan konflik yang terjadi --CFR adalah organisasi nirlaba yang mempublikasi dan melakukan riset kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat. Didirikan pada 1921 dan berpusat di New York City dan kantor cabang di Washington D.C., CFR dinilai sebagai salah satu periset politik luar negeri paling berpengaruh di Amerika Serikat.

Ditambah lagi, isu teritorial lain yang juga melibatkan China. Pemicunya, Negeri Tirai Bambu itu mengklaim, bahwa 80 persen kawasan LCS, yang kurang lebih setara 2.000 km area, membentang dari daratan China hingga beberapa ratus km dari Filipina, Malaysia, dan Vietman, merupakan bagian negaranya. Klaim ini berdasar pada konsep Sembilan Garis Imajiner (Nine Dash Line), garis yang dibuat sepihak oleh China.

Baca juga : Indonesia Harus Kuatkan Perkawanan & Pertahanan

Nine Dash Line menjadi wilayah historis Laut China Selatan seluas 2 juta kilometer (km) persegi, yang 90 persen darinya diklaim China sebagai hak maritim historisnya.

Mengapa?

Laut China Selatan (LCS) diperebutkan, bukan tanpa alasan. Dengan kekayaan yang terkandung di sekitar dan jauh di dalam kawasan tersebut –LCS menyimpan potensi perikanan menggiurkan.

Baca juga : Moderasi Beragama Cara Indonesia Ciptakan Perdamaian & Persatuan

Dikutip dari CNBC, yang merangkum dari berbagai sumber, kekayaan alam LCS termasuk cadangan migas yang besar, ikan hingga logam tanah jarang atau Rare Earth Element (REE) yang aplikasinya banyak untuk industri hilir berteknologi tinggi.

Masih menurut CFR, di LCS, ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam. Sangat fantastis!

Sumber lain dari American Security Project (ASP) --sebuah wadah pemikir yang juga bermarkas di Washington D.C-- menyebutkan, cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% - 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.

Baca juga : Baja Lapis Buatan Indonesia Dijempolin Di Pameran Konstruksi Terbesar Australia

Tak hanya estimasi cadangan gas saja yang beragam, tetapi juga berlaku untuk cadangan minyaknya. Ada yang memperkirakan cadangan minyak LCS mencapai 7,7 miliar barel.

Sementara estimasi lainnya memperkirakan jumlahnya mencapai 213 miliar barel atau hampir 80% dari cadangan minyak Arab Saudi. Ini adalah informasi yang berhasil diperoleh pada 2012.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.