Dark/Light Mode

Podcast Ngegas Dengan Agun Gunandjar Sudarsa

7 Kali Ikut Pemilu, 2024 Politik Uangnya Kenceng Banget..

Rabu, 3 Juli 2024 08:00 WIB
Politisi senior Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa. (Foto: Feri/RM)
Politisi senior Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa. (Foto: Feri/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 yang digelar Februari lalu merupakan pemilu paling bar-bar. Upaya caleg untuk menarik suara rakyat bukan lagi pada adu program dan gagasan, tapi kuat-kuatan jumlah logistik.

Kesimpulan itu, disampaikan politisi senior Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa dalam Podcast Ngegas yang dipandu Redaktur Rakyat Merdeka, Siswato, Selasa (2/7/2024).

Agun ini bukan orang sembarangan di Senayan. Dia sudah 6 periode menjadi anggota DPR. Dan, terpilih lagi menjadi anggota DPR pada pemilu lalu. Berarti, ini periode ketujuhnya manggung di Senayan.

Setelah mengikuti 7 kali pemilu, Agun menilai pemilu ini paling banyak main uangnya.

Baca juga : Belum Dibahas Sudah Dibatalkan

Money politic itu kencang banget. Saya saja sampai kewalahan dan miris banget lihat ini,” ungkap Agun.

Anggota DPR dari Dapil Jawa Barat X ini menilai, tak heran bila kemudian banyak anggota dewan yang akhirnya harus berurusan dengan penegak hukum karena terlibat kasus korupsi. Mahalnya harga kursi legislatif, membuat caleg putar otak buat balik modal ketika sudah terpilih.

Benarkah caleg habiskan sampai puluhan miliar rupiah? Kata Agun, dengan melihat realitas yang terjadi di lapangan saat pemilu, sangat mungkin harga kursi DPR sampai puluhan miliar. Hitung-hitungannya, mulai dari biaya kampanye, hingga serangan fajar yang dibagi-bagi caleg jelang hari pencoblosan.

Agun sendiri mengaku habis sekitar Rp 5 miliar pada Pemilu 2024. Duit tersebut, kata Agun, untuk biaya cetak alat peraga kampanye (APK) dan mobilisasi. Namun, kalau dikalkulasi dengan bantuan yang dikeluarkan selama tahun masa reses dan sumbangan dana CSR, totalnya juga sampai puluhan miliar rupiah.

Baca juga : NasDem Gelar Nobar Film Habibie & Ainun

“Bayangkan yang incumbent aja segitu, apalagi yang caleg baru,” ungkap anggota Komisi XI DPR ini.

Agun lantas menyinggung Pemilu 1999 dan 2004. Kata dia, 2 pemilu yang digelar pasca reformasi itu, merupakan yang terbaik dibanding beberapa periode terakhir.

“Semua orang masih beradu gagasan. Partai politik juga semangat ingin melanjutkan reformasi,” ujar Agun.

Kenapa terbaik? Kata Agun, pada 2 momentum pemilu itu, politik uang tidak brutal seperti sekarang. Ongkos politik yang dikeluarkan caleg cuma sedikit. Kecilnya biaya politik, karena ditopang oleh parpol yang kuat.

Baca juga : Sekjen Banteng Utamakan Kader

“Pada 2004, partai politik (parpol) masih sangat kuat. Saat itu, tiap parpol dapat seribu rupiah/suara dari negara,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.