Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Keren! Andini Anissa Jadi Perempuan Pertama Indonesia Peraih Gelar Kubestronaut
- Rayakan Hari Kartini, Kowani Luncurkan Gerakan 1.000 Profesi Perempuan & Gen Z
- Petugas Whoosh Tampil Anggun Dengan Kebaya Di Hari Kartini
- Liga Spanyol: Real Madrid Tempel Barca, Sevilla Tertahan
- Nottingham Forest Vs Hotspurs, Berburu Si Kuping Besar
Sebelum Ubah Subsidi BBM Jadi BLT
Data Penerima Perbaiki Dulu, Tingkatkan Pengawasannya
Senin, 30 September 2024 07:25 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Wacana perubahan skema subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi bantuan langsung tunai (BLT) menuai beragam tanggapan. Pemerintah diminta berhati-hati merealisasikan wacana tersebut.
Anggota Komisi VII DPR, Mulyanto menyatakan, Pemerintah harus memenuhi sejumlah persyaratan, bila ingin mengalihkan subsidi BBM menjadi BLT. Pertama, kata dia, Pemerintah harus memperbaiki dan memperbarui data penerima bantuan, agar lebih akurat dan transparan.
"Ini penting. Sebab, banyak laporan yang menyatakan BLT tidak tepat sasaran. Penerimanya itu-itu saja, bahkan orang yang relatif berada. Sementara yang lebih pantas malah tidak mendapat BLT," ujar Mulyanto, di Jakarta, Minggu (29/9/2024).
Baca juga : Paslon Boleh Gunakan Buzzer Untuk Kampanye
Kedua, lanjut politisi PKS ini, sistem distribusi BLT harus diperbaiki, diberikan langsung kepada masyarakat tanpa perantara pihak manapun seperti yang berjalan selama ini terjadi. Dia meyakini, langkah tersebut akan memperkecil risiko potongan oleh pihak yang mencoba mencari keuntungan dari pembagian BLT.
"Pemberian BLT secara langsung juga bisa meminimalisasi penyalagunaan, seperti menjadi alat kampanye politik pihak tertentu. Sebab, BLT merupakan hak masyarakat. Bukan hadiah penguasa. Jadi, jangan dilabeli dengan materi kampanye atau pencitraan siapapun," tegas Mulyanto.
Syarat ketiga, kata dia, Pemerintah harus memperbaiki sistem pengawasan, untuk meminimalisasi penyimpangan penyaluran BLT. Pemerintah harus menyiapkan aparat penegak hukum dan aturan yang tegas untuk menindak pihak-pihak yang coba berbuat curang.
Baca juga : Kebijakan Pangan Perlu Dikawal
"Hal lain yang perlu dilakukan Pemerintah, efisiensi anggaran. Pengalihan subsidi BBM harus diikuti oleh efisiensi anggaran. Jangan sampai, bantuan untuk rakyat dikurangi tapi subsidi untuk pengusaha dan kelompok bisnis tertentu tetap jalan. Contohnya, pemberian dana PSN ke proyek komersial swasta seperti PIK 2 dan BSD. Kebijakan itu tidak adil," tegasnya.
Lebih lanjut, Mulyanto mengatakan, Pemerintah juga harus berani mengevaluasi proyek ambisius yang menelan anggaran besar.
Terpisah, pakar kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai, subsidi energi banyak mendapat kritik karena tidak merata dan kurang adil. Menurut dia, pengalihan subsidi ke bentuk tunai bisa memperbaiki distribusi bantuan, langsung menyasar masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Baca juga : Warga Senang Punya Kamar Dan Toilet Sendiri
Namun begitu, imbuhnya, Pemerintah juga harus melakukan antisipasi terhadap risiko fraud dan berbagai kendala implementasi kebijakan tersebut. Pasalnya, potensi penyalahgunaan, seperti penerima fiktif atau mereka yang tidak berhak tetap menerima bantuan, bisa terjadi jika data penerima tidak diperbaharui secara berkala.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya