Dark/Light Mode

Korban Banjir Bandang Konawe Utara Sudah Mulai Tempati Huntara

Rabu, 1 Januari 2020 10:30 WIB
Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Medi Herlianto (kiri) dan Krisna, Project Manajer PT Tatalogam Lestari di lokasi pembangunan Hunian sementara (Huntara) di Konawe Utara, Selasa (31/12). (Foto: Istimewa)
Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Medi Herlianto (kiri) dan Krisna, Project Manajer PT Tatalogam Lestari di lokasi pembangunan Hunian sementara (Huntara) di Konawe Utara, Selasa (31/12). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Memasuki tahun 2020, warga beberapa desa di Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara yang terdampak banjir bandang Juni lalu mulai bisa bernafas lega.

Hunian Sementara atau Huntara yang jauh lebih layak dari tenda darurat yang selama 6 bulan belakangan mereka huni, akhirnya mulai bisa ditempati.

Huntara yang dibangun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara dan PT Tatalogam Lestari sebagai produsen Domus (rumah permanen instan yang digunakan sebagai huntara di Konut), secara simbolis diserahkan kepada pengungsi banjir di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konut, Selasa (31/12).

Direktur Perbaikan Darurat BNPB, Medi Herlianto yang hadir mewakili Kepala BNPB, Doni Monardo menilai, proses pembangunan huntara di Konawe Utara terbilang cepat jika dibandingkan dengan daerah terdampak bencana lain.

Hal ini terwujud berkat peran serta PT Tatalogam Lestari sebagai produsen Domus, rumah instan yang proses pembangunannya hanya membutuhkan watu 10 hari saja.

Baca juga : Banjir Di Mana-Mana, Sejumlah Rute Trans Jakarta Dialihkan

"Kualitas (Domus) bagus, sudah dipasang di mana-mana, cepat, harganya murah, kualitas bagus. Kualitasnya (Domus) bagus kok, makanya bisa dijadikan Huntap (Hunian Tetap), tinggal tambah jendela, dinding dan pintu," terangnya saat memantau huntara yang telah selesai dibangun di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konawe Utara, Selasa (31/12).

Agar percepatan pembangunan huntara bisa ditingkatkan, Medi meminta Pemda Konawe Utara mengatasi kendala lahan yang dinilai bisa memperlambat pembangunan huntara di titik pembangunan desa lainnya.

Menanggapi hal ini, Ruksamin, Bupati Konawe Utara mengungkapkan, penyediaan lahan sebagai lokasi hunian baru warga terdampak banjir bandang di Konawe Utara bukan sebuah hal yang sederhana.

 "Kendalanya yang pertama adalah aturan. Saya harus hati-hati. yang pertama bagaimana pengadaannya (Huntara) ini harus koordinasi dengan pusat. Ini pengadaan pusat semua. Lalu dalam pengadaan lahan kita juga harus super hati-hati. Pertama pengadaan tanah. Ini lahan ini kita pinjam dulu untuk huntara, setelah itu baru dibicarakan pembebasan untuk hunian tetap (huntap).

Setelah itu masih ada proses lainnya, seperti pemilihan alat. Untuk mendatangkan alat-alat (alat berat) ke sini itu luar biasa, butuh proses dan tidak mudah,” jelas Ruksamin.

Baca juga : Tergenang Banjir, Simpang Susun Cikunir dan Cawang Ditutup Sementara

 “Kalau mau bandingkan, kita jauh lebih cepat dibandingkan daerah lain yang terkena bencana, masih ada Palu dan lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, Krisna, Project Manajer PT Tatalogam Lestari untuk pembangunan Huntara di Konawe Utara menjelaskan, pihaknya diminta BNPB untuk membangun 841 unit Huntara untuk korban banjir bandang di Konut.

Pembangunan huntara di 10 titik yang tersebar di Konut ini sendiri ditargetkan rampung pada bulan Mei 2020. Sejak pembangunan dimulai September silam, pihaknya sudah berhasil membangun 300 unit Huntara.

Di Desa Puusuli, 90 unit huntara yang diperuntukkan bagi 90 KK yang terdampak banjir bandang seluruhnya telah selesai dibangun. Sementara itu, di Desa Puuwonua, Kecamatan Dadowiya, baru 140 unit huntara yang sudah selesai dibangun dari target sebanyak 297 unit.

Di desa lain seperti Tapuwatu yang seluruh rumah di wilayah itu hanyut, pihaknya sudah membangun 70 unit huntara.

Baca juga : Tol Cipali Banjir, Netizen Bilang Kayak Sungai

PT Tatalogam Lestari bersama BNPB dan BPBD Konawe Utara sendiri terus berupaya untuk mempercepat pembangunan huntara agar masyarakat korban banjir bisa segera mendapatkan tempat tinggal yang layak.

 “BNPB minta bangun huntara dengan Domus karena di lapangan sudah terbukti. Di lokasi bencana lain, Domus 100 persen ditempati pengungsi korban bencana dengan kualitasnya yang bagus, cepat, dan konstruksi saling mengikat sehingga saat gempa bangunan tidak bergerak.” pungkas Krisna. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.