Dark/Light Mode

Di Saat Setoran Pajak Kurang 441 Triliun

Sri Mulyani Dapat Obat Puyeng

Minggu, 15 Desember 2019 05:46 WIB
Sri Mulyani (Foto: Istimewa)
Sri Mulyani (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mendekati akhir tahun, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sedang pusing tujuh keliling. Soalnya, setoran pajak masih jauh dari target. Data terbaru, penerimaan negara dari pajak masih kurang Rp 441 triliun. Untungnya, di tengah kondisi ini, Sri Mulyani dapat obat puyeng. Dia dinobatkan Majalah Forbes masuk 100 perempuan paling berpengaruh di dunia di 2019. 

Daftar yang dirilis Forbes itu bertajuk “The World's 100 Most Powerful Women”. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan asal Indonesia yang masuk daftar tersebut. Sri Mulyani berada di peringkat 76. Posisi pertama ditempati Kanselir Jerman, Angela Markel. Di tempat kedua, ada Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde. 

Selain tokoh-tokoh pemerintahan, daftar ini juga diisi para filantropi dan artis. Sejumlah artis yang masuk daftar itu adalah Rihanna (peringkat 61), Beyoncé Knowles (peringkat 66), Taylor Swift (peringkat 71), dan Reese Witherspoon (peringkat 90).

Baca juga : Badan POM Lakukan Sinergi dalam Hilirisasi Riset Obat

Forbes menilai, Sri Mulyani mampu meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi perpajakan dengan memperluas layanan e-filing dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Sri Mulyani juga dinilai ikut mempromosikan kesetaraan gender saat bertugas di Bank Dunia. "Tahun lalu, Sri Mulyani memperoleh penghargaan Menteri Terbaik yang prestisius di World Government Summit atas usaha-usahanya untuk menerapkan reformasi," tulis Forbes. 

Sebelum ini, Sri Mulyani juga mendapat sejumlah penghargaan di tingkat Asia dan dunia. Tahun lalu misalnya, Sri Mulyani mendapat Penghargaan Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Government Summit yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. Penghargaan itu diserahkan langsung pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum. Pada tahun yang sama, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menkeu Terbaik di Asia Pasifik versi FinanceAsia, majalah keuangan asal Hong Kong. Penghargaan ini sebelumnya juga diterima Sri Mulyani di 2017. 

Kabar Sri Mulyani masuk daftar 100 perempuan paling berpengaruh di dunia langsung disebarluaskan pihak Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kemenkeu membagikan informasi tersebut di sejumlah akun media sosial resmi. Di akun Instagram Kemenkeu, @kemenkeuri, diunggah empat foto bergambar Sri Mulyani. Foto pertama adalah saat Sri Mulyani menjadi foto sampul majalah tersebut. "Selamat Ibu Sri Mulyani, prestasi Ibu bukan hanya jadi kebanggaan tapi juga inspirasi bagi seluruh keluarga besar Kementerian Keuangan," tulis akun @kemenkeuri, di Instagram. 

Baca juga : Erick Mulai Godok Calon Dirut Garuda Indonesia

Di Facebook, Kemenkeu juga membagikan postingan serupa. Sampai tadi malam, unggahan tersebut mendapat 600 tanda suka dan 64  pengguna lainnya menuliskan komentar. Isi komentar umumnya berisi ucapan apresiasi. "Ibu Sri Mulyani memang pantas menerimanya," kata pemilik akun @Sena.

Sejumlah pegiat dunia maya berharap, penghargaan tersebut tak bikin Sri Mulyani terlena. Pasalnya, masih banyak tugas yang mesti dihadapi. Salah satu tugas yang terdekat adalah soal penerimaan pajak yang masih jauh dari target.  Padahal, waktu yang tersisa tinggal setengah bulan lagi. "Setoran pajak masih tekor banyak nih," tulis @syahrial97.

Sri Mulyani memang pantas khawatir. Soalnya waktu efektif bekerja tinggal dua pekan sebelum pergantian tahun. Sementara, target masih jauh. Masih kurang Rp 441 triliun untuk mencapai target  Rp 1.577 triliun. Kalau tidak terealisasi, bisa-bisa tekor atau besar pasak dari pada tiang. Defisit anggaran yang dipatok 2,2 persen bisa-bisa melebar.  

Baca juga : Soal Sepeda Brompton, Sri Mulyani Diledekin

Sri Mulyani mengaku akan terus memantau realisasi penerimaan pajak. Dia memastikan, berapa pun setoran pajaknya, defisit anggaran akan tetap di angka 2,2 persen. Caranya, bisa dengan memangkas anggaran atau cara lain. "Pokoknya nanti kita selesaikan seluruhnya akhir tahun. Dua minggu ini kita lihat pergerakan dari seluruh belanja-belanja yang bisa confirm dan tidak confirm, yang bisa cair dan tidak bisa cair," katanya.

Selain belanja, Sri Mulyani juga akan memantau pergerakan penerimaan yang berasal dari bea cukai, dividen, hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP). "Kita lihat semuanya ini. Dua minggu ini intensitas kita adalah semuanya," ujarnya. 

Ekonom dari  DDTC Fiscal Research, Denny Vissar, memprediksi penerimaan pajak tak akan mencapai target. Kata dia, penerimaan pajak hanya akan mencapai di angka 86-88 persen dari target. "Skenario terburuk, DDTC Fiscal Research memprediksi penerimaan hanya akan mencapai 83,5 persen dari target atau shortfall sekitar Rp 259 triliun," kata Denny. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.