Dark/Light Mode

Soal Natuna dan Pelesiran

Prabowo Jago Silat (Lidah...)

Selasa, 21 Januari 2020 05:33 WIB
ANGKAT TANGAN: Didampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Wamenhan Wahyu Trenggono (kiri), Menhan
Prabowo Subianto mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Senayan, Jakarta, Senin (20/1). (Foto: Patra Rizki Sahputra/RM)
ANGKAT TANGAN: Didampingi Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Wamenhan Wahyu Trenggono (kiri), Menhan Prabowo Subianto mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Senayan, Jakarta, Senin (20/1). (Foto: Patra Rizki Sahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Prabowo Subianto tak hanya jago silat. Tapi juga lihat bersilat lidah. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR kemarin, Ketum Gerindra yang kini menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) itu, banyak ngeles saat ditanya soal China di Natuna, dan soal rajinnya dia melakukan kunjungan kerja ke luar negeri. 

Prabowo tiba di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan pukul 10.00. Dia didampingi Wamenhan, Sakti Wahyu Trenggono, serta Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak. Prabowo menjelaskan agenda rapat membahas masalah Natuna. 

“Materinya tentang saya kira banyak beberapa masalah. Saya kira pasti dibicarakan mungkin Natuna, pembangunan kekuatan, beberapa masalah. Tapi dengan menteri-menteri lain kan,” ujarnya, saat ditanya wartawan. 

Baca juga : Galak Ke Prabowo, PKS Mungkin Sakit Hati

Tak berselang lama, Panglima TNIMarsekal Hadi Tjahjanto menyusul tiba di Ruang Rapat Komisi I. Hadi langsung masuk ke ruang rapat tanpa memberi keterangan. Rapat juga dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Sestama Bakamla Laksda S Irawan, Pangkogabwilhan ILaksdya TNIYudo Margono, KSAD Jenderal Andika Perkasa, KSAL Laksamana Siwi Sukma Aji, dan KSAU Marsekal Yuyu Sutisna. 

Rapat berlangsung tertutup. Media tak bisa meliput. Rapat itu berjalan cukup lama. Sekitar pukul 4 petang, Prabowo baru keluar. Dia mengakui, ditanyai soal Natuna. Prabowo menyatakan, dirinya dan DPR sepaham, kedaulatan tidak bisa ditawar. “Kedaulatan dan kemerdekaan itu harus dipertahankan,” ucapnya. 

Untuk bisa mempertahankan kedaulatan, Prabowo menilai perlu ada penguatan pertahanan. Karenanya, Prabowo menginginkan adanya modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). “Pertahanan itu butuh investasi. Kita tidak bisa serta merta punya pertahanan yang kuat,” imbuhnya. Prabowo mengklaim, Komisi IDPR mendukung peningkatan pertahanan TNIitu. 

Baca juga : Jokowi Garang Juga Ke China

Mengenai pelanggarakan yang dilakukan para nelayan China di Natuna, Prabowo ngeles. Dia beralasan, yang melakukan pelanggaran wilayah tidak hanya China. Beberapa negara lain juga melakukan pelanggaran di wilayah Indonesia. Tapi, Prabowo enggan mengungkapkan negara mana saja yang melanggar itu. “Iya ada beberapa negara lain ya,” jawabnya. “Salah satunya, Pak?” tanya wartawan lagi. “Ya saya cukup sebut beberapa negara,” elak Prabowo. 

Ditanya apakah alutsista itu akan dibeli dari Perancis, Prabowo tertawa. “Ya itu mungkin harapan Prancis itu,” selorohnya. 

Saat ditanya soal banyaknya kunjungan kerja ke luar negeri, Prabowo kembali ngeles. “Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada,” ucapnya. 

Baca juga : Tolak Tunanetra, Grab Minta Maaf

Dia menyebutkan, Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan. Perlu penjajakan dengan negara-negara lain agar mereka mau menjual alutsista ke Indonesia. “Kita juga harus minta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli,” tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.