Dark/Light Mode

Galak Ke Prabowo, PKS Mungkin Sakit Hati

Minggu, 19 Januari 2020 06:19 WIB
Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)
Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kemesraan PKS dengan Gerindra di pilpres lalu sepertinya sudah tinggal cerita. Setelah Gerindra merapat ke pemerintah, hubungan kedua sekutu ini merenggang. Berkali-kali, partai dakwah itu mengkritik Prabowo Subianto. Banyak yang menduga PKS sakit hati ditinggal sendirian dan tak kelar-kelarnya urusan jatah Wagub DKI Jakarta.

Kritikan PKS kepada Prabowo itu sudah terdengar sejak awal tahun lalu. Macam-macam kritikannya. Mulai dari posisi wagub DKI Jakarta yang belum juga kelar, soal Natuna dan yang teranyar soal berpergian ke luar negeri. Kritikan itu disampaikan bergantian oleh para petinggi partai berlambang bulan sabit kembar itu.

Makin kemari, nada kritikannya makin galak dan tajam. Awal Januari lalu misalnya, Presiden PKS Sohibul Iman menyebut Prabowo tak memiliki fatsun politik. Sohibul kecewa kepada Prabowo yang dianggap ingkar janji karena tak kunjung memberikan kursi wagub DKI Jakarta kepada PKS.

Baca juga : Cederanya Kambuh, Murray Makin Lama Rehat

Pertengahan Januari lalu, PKS juga melontarkan kritik pedas kepada Prabowo soal Natuna. Sejumlah petinggi PKS menyebut Prabowo lembek karena tak berani tegas melawan kapal nelayan asal China yang mencuri ikan di Natuna.

Teranyar, PKS mengiritik Prabowo yang kerap berpergian keluar negeri. Belum genap tiga bulan, Prabowo sudah berkunjung ke 8 negara yaitu Malaysia, Thailand, Turki, China, Filipina, Jepang, Perancis, dan Jerman. Prabowo berencana juga terbang ke Rusia.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyebut, Prabowo tak mengikuti arahan Presiden Jokowi yang berpesan untuk mengurangi kunjungan ke luar negeri. Mardani mengingatkan, setiap kunjungan ke luar negeri harus memiliki tujuan yang jelas. Mesti dipastikan return on investment-nya jauh lebih baik.

Baca juga : Kalau KPK Manggil, Hasto Siap Datang

Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad gerah dengan kritikan PKS ke bosnya. Dia menyebut PKS sedang cari perhatian. Genit. Menurut dia, sudah jelas kunjungan kerja Prabowo itu atas perintah Jokowi. Tujuannya meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan dengan negara-negara yang dikunjungi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai kritikan dari PKS itu sebagai sesuatu yang wajar. Pasalnya PKS saat ini memposisikan diri sebagai oposisi. Jadi biasa saja saat PKS menyampaikan masukan atau kritik kepada pemerintah.

Hanya saja, kata dia, kritikan itu akan ditanggapi lain oleh publik. Publik akan bertanya-tanya kenapa kritikan PKS hanya ditujukan kepada Prabowo. Sementara Jokowi atau menteri lain tidak pernah dikomentari.

Baca juga : Betah di San Siro, Martinez Ogah ke Lain Hati

Orang akan mengaitkan kritikan tersebut dengan urusan personal. Karena memang kedua partai itu masih ada urusan yang belum kelar, antara lain soal kursi wagub DKI Jakarta. “PKS sepertinya masih sakit hati dengan sikap Prabowo dalam urusan wagub DKI,” kata Adi, tadi malam.

Pengajar di UIN Jakarta ini menilai hubungan PKS dengan Gerindra memang pelik. Di pilpres kemarin, kedua partai ini begitu harmonis. Bahkan di Pilgub Jabar, PKS merelakan kadernya hanya duduk sebagai wagub. Namun kemesraan itu ternyata ada batas waktunya.

“Ini membuktikan dalam politik tak ada teman atau musuh abadi. Yang ada hanya kepentingan abadi,” ungkapnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.