Dark/Light Mode

238 WNI Eks Wuhan Pulang dari Natuna

Badannya Sehat, Dompetnya Tebal

Minggu, 16 Februari 2020 06:41 WIB
KIBARKAN MERAH PUTIH: Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, bersama 238 WNI yang diobservasi
karena kasus virus corona, mengibarkan bendera merah putih di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden
Sadjad, Ranai, Natuna, sebelum terbang ke Halim, kemarin. (Foto: Antara)
KIBARKAN MERAH PUTIH: Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, bersama 238 WNI yang diobservasi karena kasus virus corona, mengibarkan bendera merah putih di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, sebelum terbang ke Halim, kemarin. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah dikarantina selama 14 hari di Natuna, 238 WNI yang dikhawatirkan terpapar virus corona, Wuhan, akhirnya dipulangkan ke rumahnya masing-masing, kemarin. Proses pemulangan dari Natuna ke Jakarta, berlangsung aman dan lancar. Selain badannya sehat, dompet mereka juga tebal karena dapat uang saku.

Tepat pukul 12 siang kemarin, masa observasi itu, resmi berakhir. Hasilnya: menggembirakan. Tidak ditemukan satupun yang mengalami gejala terjangkit virus corona. Tak ada yang batuk, pilek atau demam.

Setelah dinyatakan sehat, proses pemulangan mereka dimulai. Prosesnya cukup panjang. Dari pagi hingga sore. Diawali pelepasan di Natuna, lalu diterbangkan ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Di Halim, mereka diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing untuk diantar pulang ke rumahnya masing-masing. 

Pagi-pagi sekali, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Efendy, didampingi Menteri Kesehatan Terawan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo, terbang ke Natuna. Tiba di lokasi, rombongan langsung menuju hangar, tempat karantina. Perwakilan organisasi kesehatan dunia atau WHO juga diajak ikut memantau penanganan.  

Baca juga : Pulang Dari Natuna, Isak Tangis dan Senyuman Hiasi Wajah WNI

Di dalam hanggar, peserta observasi sudah bersiap-siap dari pagi. Mereka mengemas pakaian dan barang pribadi ke dalam koper. Beberapa peserta merekam suasana saat-saat terakhir di barak  itu dan mengunggahnya di media sosial. Video suasana itu antara lain dibikin dan diunggah akun @wes12320. Rasa lega dan senang terpancar dari mata mereka.  

Sebelum pulang, panitia menggelar semacam acara pelepasan kecil-kecilan. Muhadjir memberi sambutan. Warga Natuna yang sempat menolak, juga ikut hadir dan berbaur. Mereka sudah tak takut lagi tertular. Mereka percaya para peserta observasi yang  kebanyakan mahasiswa itu, sudah sehat semua.

Suasana haru meledak saat para peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Rasanya campur aduk. Antara haru dan bahagia lantaran akan segera bertemu keluarga. Sebagian peserta terlihat menyeka airmata. Video ini  juga menyebar luas di media sosial. 

Muhadjir memastikan, peserta observasi dalam keadaan sehat walafiat. "Mungkin lebih sehat dari kita-kita," kata Muhadjir, usai acara. Pasalnya, selama masa karantina, para peserta mengikuti kegiatan olahraga untuk menjaga kebugaran. Disinggung soal kelanjutan program pendidikan para peserta, Muhadjir akan membahasnya setelah observasi ini rampung dilakukan. 

Baca juga : Kunjungi 238 WNI di Natuna, Prabowo Beri Obat-obatan Daya Tahan Tubuh

Tak hanya sehat, para peserta juga bisa senyum lantaran diberi bingkisan dan uang saku oleh BNPB. Masing-masing mendapat uang saku sebesar 1 juta rupiah.  BNPB juga menanggung biaya akomodasi dan transportasi para peserta sampai ke rumah masing-masing. Mereka juga diberikan surat keterangan kesehatan hasil observasi dari Pusat Krisis Kementerian Kesehatan sebagai bukti mereka sehat.

Perwakilan dari WHO, dr. Paranietharan memastikan, prosedur observasi berjalan baik. Dan dipastikan peserta observasi dalam keadaan sehat. "Kita jamin dan pastikan mereka sehat,” kata Paranietharan. "They're perfectly fine. There's no need worry about them," imbuhnya. 

Setelah itu barulah dilakukan proses pemulangan ke Halim. Pemulangan mereka dilakukan menggunakan tiga pesawat milik TNI: 2 pesawat jenis Boeing dan 1 jenis Hercules. Peserta laki-laki naik Hercules. Yang perempuan dan anak-anak naik Boeing 737. Pesawat pertama bertolak dari Natuna pukul 1 siang. Pesawat terakhir terbang satu jam kemudian. Pesawat pertama mendarat di Halim pukul 3.40 sore. 

Setibanya di Halim, mereka dijemput perwakilan pemerintah provinsi masing-masing untuk kemudian didampingi sampai ke kampung halaman. Sayang, proses serah terima yang digelar di base off VVIP Halim ini digelar tertutup. Bahkan, para keluarga pun tak bisa ikut. Wartawan dan keluarga hanya bisa berkerumpul di terminal kedatangan komersil.

Baca juga : Rinni Wulandari Cerita Jatuh Bangun Kehidupan Lewat "Born Ready"

Menkes Terawan yang ikut dalam penerbangan pertama, kembali memberikan kepastian dan menenangkan. "Semua sehat," pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.