Dark/Light Mode

Soal Perlindungan Tenaga Medis Covid-19, Grup Lippo Tak Kompromi

Selasa, 28 April 2020 05:57 WIB
Caroline Riady (Foto: Istimewa)
Caroline Riady (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selama beberapa bulan, dunia internasional diguncang wabah Covid-19. Di sisi lain, berbagai cerita pilu kepergian perawat atau tenaga medis dalam menangani pasien Covid-19 membuat semua pihak tergerak membantu. Grup Lippo pun memastikan bahwa keamanan dan kesehatan pekerja medis yang berada di garis depan penanganan Covid-19 akan dilindungi dengan sebaik-baiknya tanpa kompromi. 

Caroline Riady, Deputy President Director Siloam Hospitals Group, mengatakan, pihaknya telah menerapkan protokol penanganan pasien dan tenaga medis sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO). Bahkan, Siloam memberikan tunjangan tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona. 

Petugas medis juga dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) untuk memastikan kesehatan diri dan pasien. Secara rutin juga dilakukan pemeriksaan swab untuk mendeteksi kesehatan tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19. Bahkan, Grup Lippo juga mendatangkan alat bantu pernapasan atau ventilator agar penanganan Covid-19 oleh tenaga medis Siloam semakin optimal.  

Baca juga : Zero Covid-19 Harus Jadi Tekad Bersama

“Grup Lippo tidak kompromi dalam memberikan perlindungan terhadap tenaga medis di Siloam yang turut membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Kami juga memberikan tunjangan tambahan sekaligus memastikan petugas mendapat cukup istirahat,” terangnya. 

Caroline mengatakan, berdasar data WHO, petugas kesehatan menghadapi risiko di dua kondisi. Pertama, akibat kekurangan alat pelindung diri, sehingga beberapa terinfeksi di rumah sakit. Kedua, terinfeksi di luar rumah sakit, di rumah atau komunitas mereka.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, meyebut, para tenaga medis terinfeksi karena pengenalan gejala Covid-19 yang lambat dan kurangnya pengalaman dalam menangani patogen pernapasan. Tenaga medis juga terpapar akibat periode bekerja yang panjang dan istirahat yang kurang. Juga kurangnya alat pelindung diri. Sejalan dengan anjuran WHO, Siloam Grup memberi pelatihan tambahan kepada tenaga medis untuk benar-benar mengenali penyakit pernapasan. Karena, berdasar temuan WHO, banyak petugas medis terpapar Covid-19 dari ruang perawatan yang tidak menangani penyakit menular, atau ruang perawatan pasien lanjut usia. 

Baca juga : Bamsoet: Cegah Kebuntuan Ekonomi, Zero Covid-19 Harus Jadi Tekad Bersama

Siloam juga menerapkan anjuran WHO dengan terus memberikan edukasi kepada petugas kesehatan tentang coronavirus, bagaimana penularannya dan bagaimana cara terbaik untuk melindungi diri. “Silom juga berkomitmen untuk menyediakan alat pelindung diri yang memadai kepada tenaga medis kami, karena alat pelindung diri menjadi kunci agar tenaga medis aman ketika bekerja,” ucap Caroline.   

Siloam memastikan, tenaga medis yang bekerja menangani Covid-19 mendapatkan istirahat yang cukup, juga dilakukan shift secara rutin agar mereka tetap bugar dan tidak stres ketika menangani pasien Covid-19. Pasalnya, menurut temuan WHO, seringkali ketika tenaga kesehatan lelah dan stres kurang waspada ketika menggunakan peralatan pelindung pribadi. Hal lain, sesuai anjuran WHO, Siloam pun menerapkan berbagai aturan sebagai langkah pencegahan agar Covid-19 tidak semakin menyebar. 

Kata Caroline, lingkungan perawatan kesehatan adalah lingkungan di mana orang dapat diselamatkan atau dirawat. Karena itu, Siloam berkomitmen untuk melindungi pasien sekaligus melindungi tenaga kesehatan. Siloam juga terus mengevaluasi protokol perlindungan dan pencegahan Covid-19 agar selalu sesuai dengan kebutuhan di lapangan.  

Baca juga : Galang Dana Perangi Covid-19, Beckham Bikin Undian

"Berdasarkan pembelajaran tersebut, Siloam Hospitals Group telah menerapkan beberapa best practice demi keamanan pasien, pengunjung, tenaga medis, dan komunitas sekitar. Kami memberikan beberapa panduan yang telah diterapkan di setiap rumah sakit kami dan juga membagikan langkah-langkah yang perlu menjadi perhatian dan prioritas kita bersama," ujar Caroline.  

Ada pun pencegahan di lingkungan rumah sakit, dilakukan dengan pembatasan Akses Masuk. Akses masuk rumah sakit hanya melalui pintu masuk yang ditentukan dan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Juga diterapkan pembatasan jumlah pengunjung, yakni setiap pasien hanya boleh didampingi satu orang. Selain imbauan untuk membatasi kunjungan ke pasien, termasuk kunjungan rohani, dilakukan skrining kondisi pasien sebelum pasien memasuki rumah sakit, pengukuran suhu tubuh, dan pengisian formulir pernyataan kesehatan pasien.

Kemudian, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di tempat terpisah bagi pasien dalam pemantauan, dalam pengawasan, dan suspect Covid-19. Lalu dilakukan isolasi, jika pasien dengan kriteria pemantauan dan pengawasan ditempatkan di ruangan isolasi sesuai standar WHO serta lakukan rujukan untuk uji konfirmasi yang sesuai arahan Kemenkes. Pasien suspect akan dirujuk ke rumah sakit yang ditetapkan Kemenkes. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.