Dark/Light Mode

Tak Hanya Sengsarakan Manusia

Efek Pandemi Covid-19, Banyak Satwa Kelaparan

Minggu, 17 Mei 2020 08:05 WIB
Petugas memberi makan burung unta di kebun binatang/ilustrasi (Foto: Istimewa)
Petugas memberi makan burung unta di kebun binatang/ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya menyengsarakan manusia, tetapi juga hewan. Banyak satwa kelaparan karena kehabisan pakan. 

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno mengungkapkan, penutupan puluhan tempat Lembaga Konservasi (LK) umum seperti kebun binatang dan Taman Safari, akibat Pemberlakuan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah menganggu operasional mereka dalam mencukupi kebutuhan pakan dan obat-obatan. 

Menurutnya, untuk mengatasi masalah itu, pemerintah akan memberikan bantuan pakan dan obat obatan bagi LK yang membutuhkan. “Tidak hanya dukungan pakan dan obat-obatan, kami juga akan memberikan dukungan melalui kebijakan agar mereka tetap bisa menjaga kesehatan hewan antara lain dengan memberikan relaksasi pajak,” katanya. 

Baca juga : Bantu Penanganan Covid-19, Peraih Emas Marathon Sea Games Ini Lelang Sepatu

Wiratno memastikan sejauh ini tidak ada LK yang mengorbankan satwa koleksinya untuk dijadikan pakan satwa lain. Diterangkannya, pada dasarnya satwa yang ada di LK merupakan satwa milik Negara. Dengan begitu, apabila akan dilakukan pemindahan ataupun pengurangan satwa untuk kebutuhan pakan satwa lain harus seizin pemerintah dan harus mengikuti proses ketentuan regulasi yang berlaku. 

Untuk memenuhi kebutuhan pakan, dia mendorong pengelola LK untuk memodifikasi pakan untuk satwa. Apakah dengan mengatur frekuensi pemberiannya maupun jenisnya. Tapi ditekankannya, jangan sampai mengurangi nutrisi kebutuhan satwa, kesejahteraan satwa di LK. 

Ketua Perkumpulan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBS) Rahmat Shah mendukung upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona. Ditegaskannya, seluruh LK di Indonesia telah menutup kegiatan operasionalnya sejak Maret 2020. 

Baca juga : Target Penurunan Angka Stunting Terancam Pandemi Covid-19

Hanya saja, lanjut Rahmat, penutupan LK kini berdampak terhadap operasional LK. Apalagi, selama ini LK mengandalkan biaya pengelolaan satwa dan karyawan dari tiket masuk pengunjung. “Mudah mudahan pandemi ini tidak berkepanjangan karena sebagian LK hanya mampu bertahan hingga bulan Juli 2020,” katanya. 

Selama penutupan, menurut Rahmat, keeper satwa masih tetap bekerja seperti biasa satwa. Begitu pula dokter hewan tetap melakukan pemeriksaan kesehatan satwa untuk menjamin kesejahteraannya. Dan, itu semua memerlukan biaya. 

Dia menjelaskan, di tengah keterbatasan anggaran dan bahan baku pakan, saat ini LK telah diterapkan Metoda Allometric Scalling dalam pemberian pakan dengan menghitung kebutuhan nutrisi setiap individu satwa. Beberapa pakan diganti jenisnya dengan nutrisi yang tetap sama. 

Baca juga : Tren Isu Ketahanan Pangan Menanjak Saat Pandemi Covid-19

Dia menegaskan, walaupun beban saat ini berat, LK berkomitmen untuk merawat satwa. Rahmat berharap dukungan pemerintah dan masyarakat untuk bisa tetap merawat satwa. “Saya mengajak masyarakat luas untuk ikut peduli satwa di LK dengan membantu program donasi Food for Animal. Seluruh hasilnya akan disalurkan kepada LK yang benar-benar membutuhkan pembiayaan pakan satwa dan obat obatan selama masa pandemic Covid-19. Tentu kami akan mempertanggungjawabkan seluruh donasi masyarakat secara transparan,” ungkapnya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.