Dark/Light Mode

Usai Stabilkan Beras, Bulog Bikin Harga Gula Berangsur Turun

Jumat, 22 Mei 2020 09:58 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

RM.id  Rakyat Merdeka - Perum Bulog berhasil menstabilkan harga beras dari sebelum kondisi pandemi Covid-19 hingga jelang lebaran. Tak cuma beras, harga gula juga berangsur mulai turun.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stabilisasi harga bahan pokok beras dan gula melalui operasi pasar yang dilaksanakan di seluruh Indonesia berjalan lancar.

“Berdasarkan pantauan kami yang terus menerus di tengah situasi perang mengatasi penyebaran Covid-19, harga beras sudah kembali normal sejak awal kemunculan wabah ini pada awal Maret lalu, sedangkan harga gula mulai terasa normal sejak kami melakukan operasi pasar khusus gula secara serentak ditanah air sejak awal Mei 2020,” kata Budi Waseso di Jakarta, Kamis (21/5).

Sebelumnya, sempat terjadi mahalnya harga beras dan gula akibat kelangkaan bahan pangan pokok tersebut. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menaikkan harga di tengah situasi saat ini.

Baca juga : Menkeu: Jumlah Orang Miskin Capai 4,8 Juta Orang

Namun persoalan harga serta ketersediaan sudah diantispasi Bulog lewat distribusi yang cepat.

Perusahaan plat merah tersebut juga menjamin kecukupan pangan pokok bisa bertahan hingga akhir tahun, dengan stok beras yang dikuasai Bulog sebesar 1,4 juta ton yang tersebar merata di seluruh Indonesia.

Harga beras kini berkisar di harga Rp. 11.750-12.000,- per kilogram, sedangkan harga gula di pasaran ditetapkan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) ketetapan pemerintah) senilai Rp 12.500 per kilogram. Bulog sendiri menjualnya seharga Rp 11.900,- per kilogram.

“Stablisasi harga adalah tugas kami dari pemerintah. Maka kami akan habis-habisan melaksanakan amanah tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih ditengah situasi krisis seperti sekarang,” tegasnya.

Baca juga : Masyarakat Tak Usah Khawatir, Cadangan Beras Bulog Capai 1,8 Juta Ton Hingga Juni

Bicara beras berbeda halnya dengan stok gula yang mulai langka menjelang akhir tahun. Sebagai antisipasinya, sejak November 2019 Bulog sudah mengajukan ijin impor namun baru diberikan Kementerian Perdagangan pada tanggal 7 April 2020.

Budi waseso menjelaskan bahwa pada 5 Mei lalu, Perum Bulog telah menggelontorkan sedikitnya 22.000 ton gula impor dari India.

Gula langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia guna menjamin stabilisasi harga dan ketersediaan stok gula di masyarakat.

Impor gula tersebut baru sebagian dari ijin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan dari total permintaan sebanyak 50.000 ton.

Baca juga : PSI Bagikan 12 Ribu Paket Nasi Kotak ke Warga Pademangan

Untuk diketahui bahwa harga gula pasir di tingkat konsumen sejak menjelang bulan Ramadhan melonjak hingga Rp20.000 per kilogram sehingga perlu intervensi yang masif dari pemerintah.

Dengan stok yang dikuasai, Perum Bulog sangat optimis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp12.500 per kilogram.

“Sejak awal kami sudah mengantisipasi kelangkaan gula dan minta kuota impor gula pada akhir 2019. Tapi ijin impor Bulog baru diberikan pada 7 April 2020 sehingga menyebabkan suplai gula terlambat” tukas Mantan Kabareskrim itu. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.