Dark/Light Mode

Duit untuk Corona Terus Membengkak

Direvisi 4 Kali, Naik Terus... Terus...Terus...

Minggu, 21 Juni 2020 05:35 WIB
Menkeu Sri Mulyani (Foto: Istimewa)
Menkeu Sri Mulyani (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Corona membuat kocek negara benar-benar jebol. Biaya yang harus dikeluarkan negara untuk penanganan pandemi asal Wuhan itu, terus membengkak. Direvisi sampai empat kali. Dari 405 triliun, lalu 642 triliun, berubah lagi ke 677 triliun, terakhir sampai 695 triliun. Apakah akan mentok di angka itu? Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut dana yang harus dikeluarkan negara bisa saja mendekati angka Rp 1.000 triliun. 

Kenaikan anggaran itu disampaikan Sri Mulyani di akun Instagram miliknya Jumat (19/6) lalu. Kata dia, program untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional diperkirakan akan memerlukan pembiayaan sebesar Rp 905,1 triliun. Tentunya, kenaikan anggaran ini akan membuat defisit semakin dalam pada APBN 2020

Kendati demikian, Sri Mulyani optimis ke depan perekonomian akan kembali membaik dengan berjalannya program pemulihan ekonomi. Ia juga berharap di semester II tahun ini perekonomian bisa kembali bangkit. Sayangnya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu tidak merinci pos anggaran mana saja yang mengalami kenaikan. Dia juga tak menjelaskan lebih jauh berapa defisit APBN dengan kenaikan tersebut. 

Baca juga : I2: Isu Virus Corona Diperbincangkan 124.175 Kali di Medsos

Kenaikan anggaran corona yang terus naik ini langsung jadi sorotan warganet. Politikus Partai Demokrat Syahrial Nasution sampai geleng-geleng kepala melihat kenaikan ini. Menurut dia, tim ekonomi Presiden Jokowi nggak kredibel. “Kalkulasi anggaran pasti berdampak terhadap eksekusi penggunaan. Salah kalkulasi, pasti salah eksekusi. Herannya, kok Presiden masih membiarkan Menkeu main-mainin kalkulator negara sesukanya dia aja?” cuitnya di akun @syahrial_nst. 

Akun @motizenchanel juga heran asumsi APBN untuk corona naik turun seperti roller coaster. Dikoreksi, direvisi, diamandemen. “Enak bener punya kekebalan hukum,” kicaunya. 

Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, mengoreksi penambahan anggaran tersebut. Kata dia, kenaikan anggaran untuk corona bukan menjadi Rp 905 triliun. Tapi menjadi Rp 695,2 triliun. “Kenaikan ini seiring meningkatnya kebutuhan untuk menangani dampak kesehatan, jamian sosial, dan stimulus dunia usaha,” kata Yustinus, dalam keterangan yang dikirim kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Baca juga : Menkop Apresiasi Tokoh dan Pengurus Koperasi

Rinciannya, sebesar Rp 87,55 triliun untuk anggaran kesehatan, anggaran perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha sebesar Rp 120,61 triliun. Sementara dana besar Rp 123,46 triliun disiapkan untuk sektor UMKM, pembiayaan korporasi menjadi Rp 53,57 triliun, dan untuk dukungan sektoral K/L dan Pemda sebesar Rp 106,11 triliun. 

Penambangan anggaran ini diperkirakan akan membuat APBN defisit hingga 6,34 persen. Yustinus menyebut angka tersebut masih belum final. Masih kemungkinan untuk naik seiring pembahasan internal pemerintah dan Komisi XI DPR. “Perubahan final akan dituangkan dalam revisi Perpres No. 54/2020,” ungkapnya. 

Ketua MPR Bambang Soesatyo ikut menyoroti perubahan anggaran yang begitu cepat dan drastis. “Kami menyayangkan penghitungan anggaran yang kurang cermat dari pemerintah untuk ini,” kata politisi yang kerap dipanggil Bamsoet ini dalam seminar virtual, kemarin. 

Baca juga : Menkominfo Kena Getahnya

Menurut Bamsoet, kondisi keuangan negara saat ini tengah menghadapi persoalan serius. Meski begitu, ia percaya pemerintah bisa bekerja dengan baik. Sekadar informasi, perubahan ini membuat anggaran untuk penanganan corona sudah mengalami kenaikan sebanyak empat kali. 

Sehari sebelumnya, Sri Mulyani menceritakan tantangan menyusun APBN di masa pandemi. Dulu kata dia, penyusunan APBN dibuat dalam kurun waktu yang panjang. Sekitar 8-9 bulan. Dimulai dengan bahan yang disusun Kemenkeu kemudian dipresentasikan ke kabinet. Kemudian Bappenas membuat Musrenbang dan konsultasi ke daerah. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.