Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dianggap Menyusahkan Rakyat

Terlalu Deh, Rapid Test Dijadikan Ladang Bisnis

Sabtu, 4 Juli 2020 06:40 WIB
Ilustrasi rapid test. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi rapid test. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Deliari25 berharap, pihak yang mengambil keuntungan di tengah kesengsaraan warga mendapat balasan yang setimpal. Kata dia, luar biasa, dari mulai masker, hand sanitizer, APD sampai rapid test dibisnisin. “Semoga dilaknat dunia akhirat, orangorang yang mengambil keuntungan di tengah kesengsaraan orang lain,” tegasnya.

“Bisnis apa yang paling menjanjikan tahun 2020 & 2021 bro? Bisnis Rapid test!,” cetus Ghazy_Kyaukphyu. “Tiket lebih murah dari rapid test, rapid test jadi bisnis, mantep tambah Whajd2.

Menurut SuperMumun, memakai masker saat melakukan penerbangan sudah cukup. “Masih perlukah rapid test di Bandara? Secara mall & tempat wisata sudah banyak yang buka? Menguntungkan siapa ladang bisnis baru ini? Yang jelas lagi-lagi konsumen yang dirugikan. Menurut saya Protokol #newnormal HS, masker, social distancing, thermo gun sudah cukup,” ujarnya.

Baca juga : Rasa Haru Saat Shalat Subuh, Tandai Masjid Al Aqsa Dibuka Lagi

“Mau keluar kota harus rapid test, mau tes kerja rapid test, mau periksa kesehatan rapid test, bahkan mau melahirkan harus rapid test. Sampe sini udah paham kalo wabah ini udah jadi ladang bisnis?,” kata Warmstrong182.

“Rapid test memang sudah jadi bisnis sampingan RS dan berbagai institusi. Padahal rapid test sama sekali tidak membuktikan seseorang itu positif atau tidak, dan harusnya RS/dokter paling tahu tentang ini. Mewajibkan rapid test untuk syarat pelayanan kesehatan itu bodoh dan kejam!,” cetus PartaiSocmed.

Nikkichantikgm1 meminta syarat rapid test dihapuskan saja. “Jadi ladang subur bisnis baru, kasian orang yang susah kalo sakit mau rawat inap harus test rapid, malah tidak ditanggung BPJS lagi. Rakyat sabar itu ada batasnya jangan terus diuji,” katanya.

Baca juga : Putus Rantai Penyebaran Covid-19, BIN Jemput Bola Gelar Rapid Test Pakai Mobile Laboratory

Sudah sangat menyusahkan pelaku ekonomi kecil, jual barang antar propinsi harus rafid dengan harga sekitar 350 ribu, kalau mereka berdua 750 ribu. Padahal jualan mereka sekali jalan dalam kondisi normal keuntungan mereka sangat sedikit, tolong rapidnya digratiskan khan ada dana kesehatan Rp 72 T,” tambah Jelata_RI.

“Kalau mau sukses harusnya seperti di luar negeri rapid test gratis. Kalau suruh bayar Emang semua orang mampu? Sekarang banyak pihak, usaha bangkrut, bisnis sepi. Cari kerja aja minta rapid tes. Interview bisa 2-3x. Itu baru 1 perusahaan. Itung sendiri biayanya berapa lamaran 10 perusahaan? Mau cari duit malah buang duit. Gimana dapat kerja???,” ungkap Kenzcha1.

Sementara Ipangestuuu mengkritik netizen yang mengeluh masalah ini. “Pemerintah bikin rapid test gratis ditolakin. Swasta bikin rapid test bayar diprotes. Katanya sebagai ladang bisnis. Mau kalian apa,” ujarnya.

Baca juga : Terlalu Dikekang, Rakyat Bisa Stres

“Astaghfirullah... otak mana otak? Dikasih new normal bilang pemerintah jahat ngebunuh rakyat, dikasih PSBB malah keluyuran, kumpul-kumpul di keramaian. Giliran dikasih rapid test GRATIS malah takut, sembunyi, ngunci pintu rumah,” kata alendanatalia. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.