Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mimpi Ketemu Jokowi dan Naik Ambulance

Emil: Covid Gak Bisa Dijadikan Pencitraan

Jumat, 24 Juli 2020 06:12 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Foto: Tangkapan layar)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Foto: Tangkapan layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa kepala daerah menjadikan wabah corona sebagai media pencitraan. Poles sana-poles sini agar terlihat baik. Namun, hal itu tak berlaku bagi Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil ini menegaskan, yang diperlukan di saat pandemi Covid-19 adalah kerja sungguh-sungguh. Jika bekerja baik, rakyat juga akan memberikan apresiasi.

Demikian salah satu poin yang disampaikan Emil dalam acara RMInsight, kemarin siang. Acara yang dipandu wartawan senior Rakyat Merdeka Budi Rahman Hakim ini digelar via Zoom dan disiarkan langsung di Instagram, Facebook, dan Youtube Rakyat Merdeka.  

Emil tampil santai, dengan kemeja putih lengan panjang dipadukan rompi taktis ciri khasnya. Bicaranya kalem, tapi isinya banyak. Mulai dari strategi penanganan corona, cara menyadarkan masyarakat, hubungan dengan pemerintah pusat, koordinasi dengan bupati dan wali kota di Jabar, sampai mengatur emosi. 

Soal corona, Emil menganggap wabah ini sebagai ujian bagi para pemimpin. Dari level presiden, kepala daerah, sampai kepala rumah tangga. Yang beratnya lagi, penanganan wabah ini belum ada contohnya. Karena baru terjadi, dan langsung menyebar di seluruh dunia. "Keputusan saya berdasarkan informasi yang ada. Istilah saya, good data good decision. By data by decision," tuturnya.

Sebelum virus itu menyebrang ke Indonesia awal Maret, Kang Emil sudah lebih dulu mempelajari dan mengantisipasi. Sejak Januari, dia sudah melakukan sosialisasi keganasan corona. Puncaknya, di akhir Januari, dia mendeklarasikan Jabar Siaga I. Sayangnya, tidak semua pihak menerima keputusan ini. 

Baca juga : Jubir Covid Sarankan Penggunaan Exhaust Fan

"Saya sempat dimarahi, dikirimi WA oleh beberapa menteri. Karena pernyataan saya dianggap meresahkan. Padahal, maksudnya biar waspada. Covid sudah dekat, di tetangga," kenangnya.

Eks Wali Kota Bandung ini menganggap, corona ngeri-ngeri sedap. Tidak bisa diibaratkan seperti peperangan biasa. Karena lawannya gak jelas, gak kelihatan. Musuhnya bukan manusia yang bisa dinego secara politis atau dilawan dengan represif. 

"Vrus ini sangat kecil. Tak kasat mata. Sehingga perlawanannya harus dengan cara-cara ilmiah. Nggak bisa pakai emosi, pertimbangan politik, dan pencitraan," katanya.

Ada lima jurus yang disiapkan Kang Emil melawan corona. Pertama, proaktif. Jabar sering membuat inisiatif lebih dulu dibanding daerah lain, termasuk juga Pemerintah Pusat. Misalnya, dalam hal rating zonasi (merah, kuning, hijau) maupun istilah adaptasi kebiasan baru (AKB). 

Kedua, transparan. Emil selalu mempublikasikan seluruh data yang ada. "Baik, dibilang baik. Buruk, ya bilang buruk. Apa adanya," cetusnya. Ketiga, ilmiah. Keempat, inovatif. Kata Emil, industri di Jabar disulap jadi industri Covid. Mulai dari UKM sampai perusahaan kakap. Jabar pun jadi provinsi yang memproduksi alat perang melawan Covid sendiri. Seperti rapid test, PCR, APD, masker bedah, dan ventilator. Untuk vaksin, juga diuji coba dan bakal diproduksi di Jabar. Kelima, kolaboratif. Artinya, kerja bareng-bareng.

Baca juga : Kapok Kecolongan Pasien Covid, Garuda Janji Perketat Protokol Kesehatan

Agar langkah melawan corona ini efektif, Emil selalu mengajak koordinasi para bupati/wali kota di Jabar. Dia bicara baik-baik dengan didukung data kuat. Sehingga para bupati dan wali kota mau jalan sama-sama. Emil mengakui, memang pernah ada beda pendapat dirinya dengan pejabat lain. Namun, itu tidak dikeluarkan. Dia memilih menahan emosi. 

Soal politik dan elektabilitas, Emil tak begitu peduli. Saat ini, yang ada di otaknya adalah cara menangani Covid dan memulihkan ekonomi Jabar. Jerih payahnya berhasil memuaskan. Kategori Covid di Jabar dianggap terkendali. Tak sedikit masyarakat yang mengapresiasi. Apresiasi itu, lanjut Emil, terlihat dari adanya seorang anak yang menggambar wajahnya dengan tulisan terima kasih. Ada juga yang membuatkan lagu "Semangat Pak Gubernur”. 

Termasuk juga yang mengapresiasi dirinya melalui kenaikan elektabilitas. Dalam survei yang dilakukan beberapa lembaga beken, Emil memang selalu masuk tiga besar kepala daerah yang potensial untuk Pilpres 2024, bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Saya makin menyadari, kalau kita kerjanya benar, masyarakat apresiasi. Kalau banyak pencitraan, kerjanya kosong, ya masyarakat tahu. Musim pencitraan sudah lewat. Kerja riil aja. Jelek bilang jelek, baik dibilang baik. Kalau jelek minta maaf,” ucapnya.

Namun, arsitek lulusan ITB ini tak mau memikirkan hasil survei. Baginya, elektabilitas yang kinclong hanya untuk penyemangat dalam bekerja. Sebab, ada 50-an juta warga Jabar yang harus diselamatkan. Dia harus bekerja dengan baik. Bahkan, dia tak ragu menawarkan diri sebagai relawan untuk uji coba vaksin. 

Baca juga : Pemprov DKI Diminta Pastikan Keamanan Stok Pangan

"Ini proses keputusan kepemimpinan yang harus saya lakukan untuk memastikan Jabar terdepan dalam pengendalian kesehatan, dan terdepan dalam recovery ekonomi," akunya.

Saat ini, jiwa raga Emil ditujukan untuk melawan corona. Semua waktunya dicurahkan ke situ. Mulai dari bangun tidur, sampai tidur lagi. Sampai-sampai, mimpi pun, mimpi corona.

"Ini beberapa kali bangun tidur malah capek. Karena saya mimpi menangani Covid. Satu mimpi saya berkoodinasi naik ambulans ngetes Covid ke mana-mana. Kedua, mimpi rapat pemulihan ekonomi Covid. Dua cerita saja mengindikasikan alam bawah sadar capek. Makanya doakan, pemimpin ini sehat lahir bathin," pintanya.

Dia juga sempat mimpi rapat dengan Presiden Jokowi. “Saya buka rahasia. Mimpi dengan Pak Jokowi pernah sekali. Cuma mimpi itu kan ingetnya paling cuma dua hari. Setelah itu buih memori otaknya lupa. Pernah mimpi sama Pak Jokowi, tapi ngomongin apa lupa, yang pasti bukan ngomongin 2024," kenangnya.

Terakhir, Emil mengaku sukses penanganan corona di Jabar bukan hanya hasil kerjanya sendiri. "Ini kerja tim, kerja rame-rame," katanya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.