Dark/Light Mode

Komnas Perempuan: Jangan Halangi Perempuan Beraktivitas di Sosial Media

Rabu, 5 Agustus 2020 11:41 WIB
Ilustrasi media sosial. (Foto: Kominfo)
Ilustrasi media sosial. (Foto: Kominfo)

 Sebelumnya 
Yeni mewanti-wanti, yang harus diperhatikan dalam sebuah komunitas adalah etika berjualan. Utamanya jika itu terkait produk dari sebuah perusahaan. Harus ada tanggung jawab dari perusahaan mengenai produk yang dipromosikan dalam komunitas.

Mereka harus membuktikan produk yang mereka hasilkan adalah produk yang sehat. "Itu kan terkait juga dengan posisi pemerintah yang memberikan lisensi. Karena kita kan punya Badan POM. Sepanjang itu sudah sesuai aturan, tidak masalah untuk komunitas itu mempromosikan produknya, sekaligus berbagi pengalaman mengenai manfaat yang dirasakan dari produk itu kepada orang lain," tuturnya.

Yeni menyayangkan adanya pihak-pihak yang mempermasalahkan aktivitas jualan para ibu di komunitas. Padahal menurut dia, para ibu yang berjualan di dalam komunitas sosial media mereka, misalnya Facebook dan Instagram, tidak ada bedanya dengan channel youtube yang juga digunakan untuk tempat promosi jualan dan mendulang pendapatan.

Baca juga : Ganjil Genap Berlaku Senin Pekan Depan

"Kalau boleh disandingkan tidak beda-beda banget. Apa karena ini perempuan, terus ibu-ibu, lantas dipermasalahkan? Youtuber saja tidak dipermasalahkan. Coba lihat efek dari dia diwawancarai di youtube, dia dapat duit berapa besar, ini kan monetizing (mencari uang) juga," ucap Yeni.

Menurut dia, yang bisa melarang anggota untuk melakukan hal-hal tertentu adalah komunitas itu sendiri, berdasarkan kesepakatan bersama. Aktivitas para ibu di komunitas yang memiliki manfaat ekonomi itu juga akan menolong suami mereka.

"Saya yakin, para suami tidak akan mengatakan kepada istri-istri mereka bahwa masuk komunitas hanya menghabiskan waktu dan biaya saja," tegasnya.

Baca juga : Puan: Berkurban Bermakna Solidaritas Sosial

Selain bisa digunakan untuk menambah income, komunitas juga bisa dimanfaatkan para ibu untuk berbagi informasi dan membangun pengetahuan bersama.

Hal senada disampaikan Financial Planner Rista Zwestika. Menurut dia, para ibu, khususnya ibu rumah tangga, akan mendapat banyak manfaat jika bergabung dalam suatu komunitas. Rista menuturkan, dirinya mengikuti banyak komunitas parenting ketika anaknya lahir. Sebab dia tak punya pengalaman "menghandle" anak.

Ketika anaknya beranjak remaja alias ABG, Rista juga belajar ilmu pengasuhan dari komunitas. "Saya harus tahu how to handle ABG zaman sekarang, apa yang harus saya lakukan. Jadi komunitas itu penting banget," ungkap Rista.

Baca juga : Kepala Perpusnas: Generasi Milenial Perlu Pahami Literasi Digital

Selain informasi, pengetahuan, dan jejaring pertemanan, dalam komunitas ada peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan. "Contoh, kalau ada yang punya bisnis online bisa jadi reseller, atau dropship yang tanpa modal, sekarang dengan gabung komunitas, bisa buka peluang bisnis tanpa modal," beber Rista.

Sebuah komunitas yang baik, lanjut Rista, bisa membantu membuka pikiran. Para ibu juga akan merasa memiliki teman di tengah kesibukannya mengurus suami, anak, dan rumah. "Selain itu, komunitas yang membuatnya menghasilkan income, pastinya akan sangat membantu keuangan keluarga," tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.