Dark/Light Mode

Sumba Rentetan Gempa, Tak Berpotensi Tsunami

Sabtu, 8 Agustus 2020 20:27 WIB
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono (Foto: netralnews)
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono (Foto: netralnews)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, rentetan gempa bumi tektonik yang terjadi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

"Kejadian dan parameter gempa magnitudo 5,0, M 5,5 dan M 5,5 yang terjadi pukul 17.17 WIB, 17.23 WIB dan 17.45 WIB di Sumba tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (8/8).

Baca juga : Tips Jaga Kesehatan Gigi Anak Berkebutuhan Khusus di Masa Pandemi

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa bumi terjadi dengan selisih waktu lima menit dan 28 menit dari kejadian pertama. Ketiga episenter tersebut berlokasi di laut pada arah barat daya Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, NTT, pada kedalaman 10 kilometer.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, terang Rahmat, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi kerak benua di dasar laut. "Hasil analisis mekanisme sumber ketiga gempa bumi tersebut menunjukkan, gempa memiliki mekanisme pergerakan turun," ujar dia.

Baca juga : Tantang Pengguna, TikTok Gelar Kompetisi Konten Keterampilan

Hingga saat ini, lanjut Rahmat, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Ketiga kejadian gempa bumi tersebut merupakan rangkaian gempa susulan yang terjadi pada 5 Agustus 2020. Hingga 8 Agustus 2020 pukul 18.00 WIB sudah tercatat 112 kejadian gempa susulan.

Baca juga : Menjaga Kesehatan Gigi di tengah Pandemi

Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Kemudian, katanya, guna mengantisipasi kemungkinan terburuk, masyarakat diminta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," himbau Rahmat. (BCG)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.