Dark/Light Mode

Bengkulu, Sumsel, dan Lampung Berstatus Siaga Dampak Hujan Lebat

Minggu, 18 Oktober 2020 20:59 WIB
Bengkulu, Sumsel, dan Lampung  Berstatus Siaga Dampak Hujan Lebat

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkakan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang. 

Ancaman ini harus ditanggapi ekstra serius oleh Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan (Sumsel), dan Lampung

Berdasarkan informasi potensi dampak hujan lebat, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat tiga provinsi tersebut dengan status siaga.

Baca juga : Prediksi BMKG, Sepekan Ke Depan Jakarta Diguyur Hujan Lebat

Prakiraan tersebut berlaku pada analisis cuaca pada 18 Oktober 2020, pukul 08.00 WIB, sampai dengan 19 Oktober 2020, pukul 07.00 WIB.

Sedangkan pada status waspada, BMKG merilis provinsi dengan status tersebut, yakni Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

Informasi prakiraan berbasis dampak BMKG tersebut dapat diakses melalui link berikut https://signature.bmkg.go.id.

Baca juga : Trump Balik Kerja Dan Siap Kampanye Lagi

Pada bulan ini, beberapa wilayah Indonesia memasuki musim hujan. Wilayah tersebut antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah Daerah dan setiap pihak patut mewaspadai  fenomena La Nina yang terjadi di wilayah nusantara. Salah satu dampak yang dipicu oleh fenomena ini adalah peningkatan curah hujan, yang berujung pada bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan catatan historis, La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen di atas normalnya. Namun dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.

Baca juga : Ketimbang Cuci Tangan dan Pakai Masker, Jaga Jarak Memang Lebih Sulit

BMKG merilis, pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera.

Kemudian, pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Pada Oktober ini, beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan. Diprediksi ada peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan, disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.