Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

KPK Ungkap Alasan Garuda Kerap Merugi

Kamis, 22 November 2018 16:57 WIB
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, andalan penerbangan Indonesia. (Foto: IG @garuda.indonesia)
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, andalan penerbangan Indonesia. (Foto: IG @garuda.indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap alasan mengapa PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kerap merugi setiap tahunnya. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, salah satu hal yang membuat perusahaan plat merah itu rugi adalah terjadi dugaan mark up pembelian pesawat. Syarif mencontohkan dugaan mark up di Garuda terjadi saat pembelian mesin pesawat dari perusahaan asal Inggris, Rolls-Royce.

"Kenapa Garuda rugi terus? Angkanya pura-pura. Angka satu pesawat Rolls-Royce itu misalnya 100 ribu. Biasanya kan kalau perusahaan yang baik kan, minta tolong sama vendor untuk kurangi harganya. Karena misalnya, baru beli yang lain. Tapi ini nggak. Mereka malah membolehkan menaikkan harga hingga 110 ribu, misalnya. Selisih 10 ribunya, minta dikirim ke rekening pribadi. Pantas kita rugi terus ya," seloroh Syarif dalam Dialog Kanal KPK dengan tema 'Menjerat Korporasi', di Gedung KPK, hari ini, Kamis (22/11).

Baca juga : KPK Perpanjang Masa Penahanan Taufik Kurniawan

Syarif berkata, Garuda sebagai perusahaan milik negara seharusnya mencari harga yang lebih murah dari yang ditawarkan penjual. Namun, pada faktanya perusahaan membeli barang tersebut dengan harga yang sengaja dimahalkan, kemudian kelebihan harganya itu masuk ke kantong pribadi. "Itu contoh-contoh perusahaan, memakai perusahaan tapi dia bertingkah laku sebagai penjahat terorganisir," tutur Syarif.

KPK saat ini masih mengusut dugaan korupsi pengadaan pesawat dan 50 mesin pesawat Airbus A330-300 untuk PTGaruda Indonesia (Persero) Tbk pada periode 2004-2015. Lembaga antirasuah itu menjerat mantan Direktur Utama PT Garuda Emirsyah Satar dan Bos PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo.

Baca juga : Gawat, Indonesia Alami Darurat Matematika

Dalam kasus itu, Emirsyah diduga menerima suap dari Rolls-Royce lewat Soetikno yang juga Beneficial Owner Connaught International Pte Ltd. Suap yang diterima Emirsyah mencapai 1,2 juta euro dan 180 ribu atau setara Rp 20 miliar. Suap berupa barang yang diterima Emirsyah berjumlah 2 juta dolar AS, yang tersebar di Indonesia dan Singapura.

Sebelumnya, pada Juli silam, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melaporkan kerugian 116,85 juta dolar AS sepanjang paruh pertama tahun ini, atau menyusut 58,55 persen dari angka kerugian yang diderita perusahaan pada periode yang sama tahun lalu, sebesar 281,92 juta dolar AS.

Baca juga : KPK Bakal Ungkap Peran Dirut PLN Di Sidang Eni

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan, penurunan kerugian itu disebabkan oleh kenaikan pendapatan operasional sebesar 5,9 persen dari 1,8 miliar dolar AS menjadi 1,9 miliar dolar AS. "Ini ditunjang oleh peningkatan jumlah penumpang, peningkatan angkutan kargo, peningkatan utilisasi pesawat, efektivitas program efisiensi, dan peningkatan kinerja anak perusahaan," papar Pahala, Senin (30/7). [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.