Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Produksi Vaksin Covid-19 Masih Tergantung Sinovac

Selasa, 20 Oktober 2020 06:15 WIB
Ilustrasi relawan mendapat suntikan vaksin Covid-19. (Istimewa)
Ilustrasi relawan mendapat suntikan vaksin Covid-19. (Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan, perkembangan tahap uji ketiga vaksin produksi perusahaan farmasi China, Sinovac Biotech Ltd, di Bandung Jawa Barat, berjalan lancar.

Data terakhir per Jumat (16/10), sudah ada 1.620 relawan mendapat suntikan pertama. Sementara yang mendapat suntikan kedua sudah 1.074 relawan. Dan yang sudah diambil darahnya sudah 671 relawan.

Bambang berharap, tahapan uji tersebut rampung pada awal atau akhir Januari 2021. Sehingga laporan uji klinis bisa digunakan untuk mendapatkan Emergency Use Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga : Berenang Di Tengah Pandemi Covid-19, Aman Nggak Sih?

Setelah mendapatkan izin dari BPOM, dijelaskan Bambang, nanti seluruh kebutuhan vaksin akan diproduksi PT Bio Farma. Perusahaan pelat merah tersebut memiliki kapasitas produksi 250 juta.

Targetnya, sekitar 16 sampai 17 juta dosis per bulan yang bisa diproduksi. “Tapi ini juga tergantung terhadap ketersediaan atau suplai dari Sinovac itu sendiri,” kata Bambang dalam Talk Show Menjemput Asa Vaksin Covid-19 di Media Center Satgas Covid-19 di Graha BNPB Jakarta secara virtual, kemarin.

Sementara, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemberian vaksin tidak bisa dilakukan serentak kepada seluruh masyarakat secara bersamaan.

Baca juga : Wapres: Vaksinasi Sesuai Ajaran Islam

Sebab, produksi vaksin bertahap. Karena itu, pemerintah bakal menentukan prioritas kelompok yang mendapat vaksin terlebih dahulu. Misalnya, kelompok yang memiliki kerentanan tinggi atau resiko tinggi.

“Jadi akan ada beberapa pertimbangan yang dilakukan pemerintah dalam menentukan siapa yang divaksin terlebih dahulu,” katanya.

Meski begitu, Wiku mengimbau masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak merupakan cara efektif memutus mata rantai Covid-19.

Baca juga : Produksi Vaksin Covid-19, CEPI Percayakan Bio Farma

Menurut dia, vaksin bukan satu-satunya jalan keluar dari pandemi. Pemerintah sudah lama memerangi Covid-19 dengan mempraktekan protokolkesehan 3 M.

“Jangan hanya melihat vaksin sebagai jalan keluar. Dengan perubahan perilaku, masyarakat bisa melanjutkan kehidupan,” katanya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.