Dark/Light Mode

Hajar Si Macron

Jokowi Masih Sopan

Minggu, 1 November 2020 07:48 WIB
Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf Amin, serta para tokoh agama, menggelar konferensi pers usai membahas kelakuan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menghina Islam, di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. (Foto: Biro Pers Istana)
Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf Amin, serta para tokoh agama, menggelar konferensi pers usai membahas kelakuan Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang menghina Islam, di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin. (Foto: Biro Pers Istana)

RM.id  Rakyat Merdeka - Soal sikap kurang ajar Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Presiden Jokowi seirama dengan ormas Islam dan negara-negara Arab. Jokowi ikut menghajar si Macron yang telah menghina Islam dan menghina Nabi Muhammad SAW. Sayangnya, protes Jokowi terhadap Macron dianggap masih terlalu sopan. Ada yang usul, Jokowi langsung nelpon dan marahin Si Macron. Ada juga yang mendesak Jokowi ikut menyerukan boikot produk Prancis.

Kemarin, di Istana Merdeka, Jokowi bertemu dengan perwakilan dari berbagai lembaga keagamaan. Yang dibahas terkait kelakuan Si Macron. Yang hadir, yakni perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin). Usai pertemuan, Jokowi menggelar konferensi pers didampingi para tamunya itu. 

Apa yang disampaikan Jokowi? Eks Gubernur DKI itu mengecam kekerasan yang terjadi di Prancis dan mengecam pula pernyataan Macron yang melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia. Menurut Jokowi, omongan Macron bisa memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia. “Di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19,” kata Jokowi. 

Baca juga : Tepuk Tangan Untuk Menag

Menurut dia, kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian, serta kesakralan nilai-nilai dan simbol-simbol agama, sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan. Namun, Jokowi juga tidak membenarkan kekerasan yang terjadi di Paris dan Nice yang telah memakan korban jiwa. 

Masalahnya, kata Jokowi, mengaitkan agama dengan tindakan terorisme adalah sebuah kesalahan besar. “Terorisme adalah terorisme. Teroris adalah teroris. Terorisme tidak ada hubungannya dengan agama apapun,” tegasnya. 

Kecaman Jokowi kepada Macron itu mendapat acungan jempol dari berbagai pihak. Salah satunya dari PKS. Jubir PKS, Pipin Sopian menilai Jokowi sudah sensitif membaca keresahan masyarakat atas pernyataan Macron yang dianggap menghina Islam. “Sebagai presiden dari negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, sudah selayaknya beliau suarakan kemarahan umat Islam Indonesia,” ujar Pipin. 

Baca juga : Pimpinan Syarikat Islam Minta Jokowi Usir Dubes Perancis

Namun, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana menilai, Jokowi masih terlalu sopan menyampaikan protes pada Macron. Hikmahanto lalu membandingkan protes yang dilakukan Jokowi dengan sejumlah presiden dari negara lain. Misalnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. “Pendekatan Jokowi yang soft approach diharapkan mampu mengubah pandangan Macron. Beda ceritanya dengan gaya Erdogan yang sudah dipastikan tidak akan efektif,” kata Hikmahanto, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Menurut Hikmahanto, diplomasi yang dilakukan Jokowi adalah demi kemanusiaan, bukan karena mewakili negara muslim. Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia telah melakukan kecaman dan protes dengan dipanggilnya Dubes Prancis di Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri. 

Namun, Rektor Universitas Ahmad Yani ini menyarankan, kalau ingin protes yang dilakukan didengar oleh Prancis, Jokowi bisa mengontak langsung Macron. Apalagi, Jokowi memiliki kedekatan dengan Marcon. Jokowi sudah dekat dengan Macron sejak KTT G20 tahun 2017. “Pak Jokowi bisa kontak langsung Macron agar menghentikan rangkaian kekerasan mengerikan di masa mendatang, demi kemanusiaan,” katanya. 

Baca juga : Pak Jokowi, Jamu Lah Demonstran Di Istana

Menurutnya, sikap Marcon yang keras kepala dengan membolehkan pembuatan dan publikasi kartun Nabi Muhammad dapat berujung pada tragedi kemanusiaan. Jokowi harus tegas meminta Macron menarik pernyataannya dan meminta maaf kepada umat Islam. “Menyampaikan saran tersebut merupakan hal yang wajar. Mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar, sehingga sangat memahami perasaan umat muslim,” pungkasnya. 

Apa yang disampaikan Hikmahanto juga senada dengan yang diinginkan warga dunia maya. Meskipun mengapresiasi sikap Jokowi, netizen meminta Indonesia lebih tegas lagi. “Apa susahnya bicara dengan pak Macron. Beliau kan menguasai hampir seluruh bahasa di dunia, kalo bahasa Perancis doang mah, enteng itu. Salam Indonesia maju,” ujar akun @afdhal_212. 

“Presiden Joko Widodo tidak akan ditanggapi serius oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, kecuali Presiden Joko Widodo melontarkan pertanyaan kebebasan berpendapat yaitu boikot produk Prancis,” kata akun @sabendinountung. “Dalam banyak hal saya mengkritik @jokowi sebagai presiden, tapi kali ini saya harus mengapresiasi pernyataannya, walaupun tubuhnya kurang ekspresif,” kata akun @nicolauscusanus. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.