Dark/Light Mode

Ketua PWNU Jatim: Tak Perlu Boikot Produk Prancis

Senin, 9 November 2020 10:13 WIB
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar (Foto: Istimewa)
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuqi Mustamar menyerukan nahdliyin dan masyarakat untuk tidak ikut-ikutan memboikot produk Prancis.

Pimpinan Pondok Pesantren Sabilul Rosyad, Gresik Jawa Timur ini mengingatkan, produk Prancis dibutuhkan umat muslim Tanah Air. Salah satunya, pesawat Airbus yang digunakan untuk pergi umroh.

"Kalau Anda mau berangkat umroh, lalu pesawatnya Airbus, masak iya tidak jadi berangkat. Pesawat itu produksi Prancis. Apa nggak malu-maluin teriak boikot produk Prancis, ternyata naik pesawat Airbusnya," ungkap Marzuqi dalam video "Kenapa NU Tidak Serukan Boikot Produk Prancis?" yang diunggah akun Tetep Gemuyu di Youtube, Minggu (8/11).

Baca juga : Bos Pupuk Kaltim: Program Agro Solution Kerek Produktivitas Pertanian Jember

Di Tanah Air pun, berbagai macam produk Prancis, selain dibutuhkan masyarakat, juga menjadi sumber nafkah. Contohnya, air kemasan Aqua dan ritel Carrefour.

Pabrik Aqua di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, mayoritas karyawannya adalah umat muslim. Begitupun dengan Carrefour.

"Andai diboikot beneran, Aqua berhenti, Carrefour berhenti. Yang banyak kena PHK juga ya umat muslim," ujar Marzuqi.

Baca juga : MUI Kembali Bertepuk Sebelah Tangan

Marzuqi mengingatkan, kalau Indonesia dan Prancis saling melakukan muqothoah atau boikot produk, maka Indonesia-lah yang rugi. Sebabnya, Indonesia lebih banyak ekspor ke Prancis, ketimbang mengimpor produk dari negara yang terkenal dengan Menara Eiffel-nya itu.

Neraca perdagangan Prancis-Indonesia, impornya hanya 1,9 miliar dolar AS. sementara ekspor Indonesia mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS.

Kalau Prancis memboikot salah satu produk Indonesia, misalnya minyak sawit mentah (CPO), maka harganya akan anjlok karena tidak laku di sana. "Yang rugi bukan eksportir, tapi petani-petani sawit di Riau sana juga. Riau bangkrut," tutur Marzuqi.

Baca juga : Pemerintah Tak Larang Produk Asal Prancis

"Saya mohon yang seperti ini diperhitungkan, jangan hanya menuruti emosi. Hanya menuruti maunya Islam garis keras. Begitu kita tidak ikut-ikutan disebut liberal, disebut kafir. Kamu yang bikin masalah, kenapa ngajak-ngajak kita (NU)," imbaunya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.