Dark/Light Mode

Open Access Perpustakaan Digital Bikin Masyarakat Jelajahi Pengetahuan Tanpa Batas

Senin, 30 November 2020 16:22 WIB
Webinar dengan tema, Perpustakaan Digital:Penjelajahan Pengetahuan dan Transformasi, yang diselenggarakan Perpusnas dengan Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), Senin (30/11). (Foto: Dok. Perpusnas)
Webinar dengan tema, Perpustakaan Digital:Penjelajahan Pengetahuan dan Transformasi, yang diselenggarakan Perpusnas dengan Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI), Senin (30/11). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masa pandemi Covid-19 berdampak pada pembatasan seluruh aktivitas. Tak terkecuali layanan perpustakaan, yang dituntut untuk melakukan transformasi dalam bentuk layanan digital. Perpustakaan sebagai penyedia informasi, harus tetap eksis dalam melayani kebutuhan masyarakat.

“Selama pandemi, perpustakaan secara fisik tidak bisa memaksimalkan layanannya. Namun, layanan secara daring melonjak signifikan, seperti layanan digital di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melalui layanan iPusnas, IOS, e-Resources, dan Khastara yang mencatat kenaikan lebih dari 300 persen,” tutur Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas, Ofy Sofiana, dalam webinar dengan tema “Perpustakaan Digital:Penjelajahan Pengetahuan dan Transformasi”, Senin (30/11).

Baca juga : Kalahkan 32 Perusahaan Global, BNI Jadi Pengembang API Portal Terbaik

Saat ini, kondisi memaksa perpustakaan untuk mencari cara agar informasi yang dibutuhkan masyarakat dapat mudah tersampaikan. Perpustakaan digital hadir menjawab permasalahan tersebut.

“Masyarakat tetap dapat menjelajah pengetahuan dengan tidak terbatas ruang dan waktu. Melalui penyediaan konten digital secara gratis, diharapkan tidak ada lagi halangan dalam mengakses sumber informasi secara terbuka atau open access (akses terbuka),” lanjutnya.

Baca juga : Top, Kemenhub Sukses Pertahankan Predikat Sebagai Badan Publik Yang Informatif

Akses terbuka menjadi salah satu slogan yang diusung Perpusnas terhadap beberapa koleksi yang dimilikinya. Melalui iPusnas dan e-Resources, ketika pemustaka hanya perlu mendaftar secara gratis. Demikian pula dengan Khastara dan Indonesia OneSearch, pemustaka cukup mengakses melalui laman yang bisa bebas diakses. 

Berdasarkan survei yang dilakukan Microsoft Academic Search pada 2017, Indonesia memiliki ketersediaan layanan akses jurnal tertinggi di dunia, khususnya untuk jurnal terbuka atau open access journal. Untuk itulah, Perpusnas sebagai lembaga pembina semua jenis perpustakaan di Indonesia mengajak untuk mengoptimalkan sarana penyediaan akses koleksi digital gratis atau open access. “Kami berharap seluruh perpustakaan di Indonesia bergabung dan berkontribusi dalam berbagai pakai informasi dan koleksi yang dimiliki di portal Indonesia OneSearch sebagai pintu akses terbuka,” harapnya.

Baca juga : Ringankan Beban Masyarakat Di Masa Pandemi, Appi-Rahman Gagas Penghapusan Sejumlah Pajak

Guru Besar Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Prof Sulistyo Basuki menambahkan, sejak eksis sekitar tahun 1990-an, berbagai pihak dengan latar belakang berbeda sudah terlibat dalam pembentukan perpustakaan digital. Sehingga terbentuk dua titik pandang tentang perpustakaan digital. 

Pertama, menganggap perpustakaan digital sebagai koleksi terkelola dari informasi digital dengan jasanya, terakses melalui jaringan. Kedua, melihat perpustakaan digital sebagai halnya pandangan pertama, namun ditambah dengan organisasi yang menyediakan sumber daya untuk dipilih, strukturnya sesuai dengan pandangan pendukung perpustakaan digital serta menawarkan akses intelektual koleksi karya digital untuk digunakan oleh komunitas yang telah ditetapkan.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.