Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bilang TNI Bergaya Orba

Gatot Diserang Rame-rame

Minggu, 6 Desember 2020 07:01 WIB
Eks Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara)
Eks Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Eks Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo lagi-lagi melontarkan pernyataan kontroversial. Dia menyebut, TNI saat ini bergaya Orde Baru alias Orba. Gara-gara omongannya
itu, Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu diserang rame-rame.

Pernyataan itu dilontarkan Gatot saat menjadi pembicara kunci dalam webinar KAMI, Jumat (4/12) malam. Dia menjelaskan, di era Orba, tentara terjun dalam dunia politik. Korps baju loreng, juga kerap dijadikan sebagai salah satu alat propaganda politik oleh pemerintah yang tengah berkuasa.

“Kalau kami melihat perkembangan situasi yang terjadi akhir-akhir ini ada warning, peringatan, bahwa TNI telah terlihat menjadi seperti pada tahun Orde Baru yang lalu,” ujar Gatot.

Gatot menduga, ada pihak-pihak tertentu yang berusaha menjadikan TNI sebagai kekuatan politik. Inilah yang dulu menyebabkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)-
sebutan TNI zaman Orba-jatuh pada titik paling rendah.

Dia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut menjaga profesionalisme tentara. “TNI milik negara, bukan pemerintah,” tegasnya.

Baca juga : Dibilang Tak Paham Solo, Gibran Kesal

Gatot tidak menjelaskan sercara detail mengenai TNI kembali bergaya Orba. Namun, sebelumnya Gatot menyoroti sikap Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman yang perintahkan prajuritnya turunkan aliho Rizieq Shihab dan konvoi kendaraan taktis di Petamburan, Jakarta Pusat.

“Tolong pisahkan, yang dilakukan Pangdam Jaya tidak mewakili TNI seluruhnya. Termasuk yang dilakukan Koop (Koopsus TNI) di Petamburan yang menurunkan kendaraan taktis, itu sama. Tidak boleh keluarkan kendaraan taktis di masa damai ini,” tukas Gatot.

Lalu apa tanggapan pemerintah? Menko Polhukam, Mahfud MD tak ambil pusing dengan omongan Gatot. “Terserah saja Pak Gatot Nurmantyo bilang begitu,” ujarnya, semalam.

Menurut Mahfud, dalam negara demokrasi, setiap orang punya hak untuk menilai dan mengkritik. Kritik tak boleh dibungkam selama tak melanggar
hukum.

Tapi, Mahfud mengingatkan, pemerintah juga punya hak untuk menjawab kritik dan balik memberikan penilaian. “Kritik yang benar kita akomodasi, yang salah kita bantah dan abaikan,” tandasnya.

Baca juga : 8 Tentara Arab Saudi Tewas Diserang Rudal Pemberontak Houthi

Hal yang sama juga dikatakan anggota DPR. Anggota Komisi I DPR, Charles Honoris mempertanyakan pernyataan Gatot tersebut. Menurut Charles, Gatot sedang berhalusinasi di siang bolong.

“Atau mungkin Pak Gatot sedang membicarakan hasratnya ketika memimpin dulu untuk membawa institusi TNI ke ranah politik praktis?” sindirnya.

Sebagai anggota Komisi I, Charles tidak melihat perubahan TNI ke arah Orba seperti yang dituduhkan Gatot. Dia mengingatkan, tentara di masa Orde Baru terlibat politik praktis dan menduduki
tempat di lembaga eksekutif dan legislatif. “Sekarang kan tidak?” beber politisi PDIP itu.

Ketua Komisi I DPR, Meutya Hafid, ikut menyayangkan pernyataan Gatot yang dianggap merendahkan TNI. Pernyataan Gatot itu bisa melukai hati prajurit TNI.

“Jangan lukai hati prajurit. TNI kita profesional,” tegasnya, kemarin.

Baca juga : Risma Diserang Warganet

Pernyataan Gatot dinilai berbau provokasi. Ini bisa mengganggu soliditas di tubuh TNI. Padahal saat ini korps itu justru tengah mendapat kepercayaan yang tinggi di mata publik.

Politisi Golkar ini juga mengingatkan peran TNI dalam masa pandemi Virus Corona. Mereka sudah terlibat sejak awal pandemi. Mulai dari pemulangan WNI dari beberapa negara, hingga membantu mengawasi pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Tanah Air.

Lalu bagaimana dengan TNI? Rakyat Merdeka mencoba mengontak Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad. Namun, hingga semalam dia belum membalas pesan singkat yang dikirimkan. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.