Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Untuk Angkat Ekonomi Keluarga, PMI Di Hong Kong Butuh Literasi Keuangan
Selasa, 24 November 2020 16:25 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Hong Kong kini menjadi tujuan favorit para Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari berbagai daerah. Selain faktor gaji yang lebih besar, Pemerintah Hong Kong juga lebih lebih kuat dalam memberikan perlindungan ke para pekerja migran yang merantau di negara itu. Menurut catatan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong, saat ini jumlah WNI yang ada di sama mencapai lebih dari 170 ribu orang. Sebanyak 160 ribunya merupakan PMI.
Keunggulan Hong Kong dibanding negara tujuan lain adalah adanya kelonggaran penggunaan media komunikasi handphone dan waktu libur setiap akhir pekan. Dengan kelonggaran ini, para PMI dapat berkomunikasi dengan keluarga di Indonesia, juga sangat aktif menggunakan gawai untuk berbagai tujuan selama bekerja di sana. Dengan kelonggaran ini, PMI di Hong Kong dapat membentuk jaringan komunikasi yang beragam.
Baca juga : 8 Menteri Ekonomi Kabinet Kerja Raih Bintang Mahaputera, Susi Dan Jonan Termasuk
Sayangnya, situasi tersebut belum optimal dikembangkan dalam mengembangkan potensi PMI Hong Kong. Hal ini terungkap dalam hasil penelitian yang dipaparkan tim peneliti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta, Minggu (22/11). Penelitian itu mengambil tema “Komunikasi Berbasis Online PMI Hong Kong dengan Keluarga dalam Pengelolaan Finansial” yang dilakukan sejak 2018. Tim peneliti terdiri atas Nani Nurani Muksin, Amin Shabana. Penelitian ini didanai Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan lokus di Hong Kong, Malaysia, Lombok, dan Mataram.
Pada paparan yang disampaikan Nani Nurani Muksin, disebutkan, literasi keuangan sangat penting bagi PMI Hong Kong. Mereka diharapkan bisa memperbaiki taraf ekonomi keluarganya agar lebih sejahtera. Karena itu, selama merantau penghasilan yang diperoleh harus dikelola dengan baik. "Penghasilan yang dikirim ke Tanah Air hendaknya dikelola dengan baik untuk pendidikan anak, membeli sawah, rumah atau usaha produktif. Pengetahuan pengelolaan keuangan ini sangat penting, sehingga mereka tidak perlu bolak-balik sampai belasan tahun mengadu nasib ke luar negeri dengan menjadi PMI," kata Nani, Selasa (24/11).
Baca juga : Approaching China Tingkatkan Kesadaran Milenial Pentingnya Bahasa Mandarin
Nani mengungkapkan, tidak sedikit PMI yang penghasilannya habis untuk kebutuhan keluarganya di kampung halaman atau sekadar memenuhi gaya hidup di perantauan. Penghasilan yang diperoleh tidak disisihkan untuk ditabung. Uang tabungan hanya dana sisa dari penghasilan setelah kebutuhan yang dinilai penting telah terpenuhi. "Sehingga, saat pulang ke Tanah Air, mereka tidak memiliki tabungan yang cukup atau usaha mandiri untuk melanjutkan hidup," paparnya.
Masalah literasi keuangan ini, menurut Amin Shabana, dapat teratasi jika PMI mengoptimalkan ponsel dan akses internet yang dimiliki. Potensi ini sangat mungkin melihat biaya komunikasi yang dikeluarkan PMI Hong Kong untuk berkomunikasi mencapai anggaran Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per bulan.
Baca juga : Menko PMK: Pembangunan Keluarga Tentukan Kemajuan Bangsa
Penggunaan ponsel pintar oleh PMI dilakukan untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak dengan karakteristik pesan yang berbeda-beda. "Kami mengidentifikasi pola komunikasi berbasis mobile phone ini membentuk beberapa klaster jaringan komunikasi oleh PMI. Bila semua klaster ini dioptimalkan untuk pemberdayaan, maka yang mendapatkan keuntungan PMI Hongkong sendiri," ucap Amin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya