Dark/Light Mode

Lagi Pandemi, Radio Amatir Jadi Alternatif Sarana Pembelajaran Di Pedalaman Papua

Minggu, 20 Desember 2020 22:57 WIB
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dalam webinar Radio Amatir Sebagai Alternatif Media Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan di Tanah Papua, 18 Desember 2020 lalu. (Foto: Ist)
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dalam webinar Radio Amatir Sebagai Alternatif Media Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan di Tanah Papua, 18 Desember 2020 lalu. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat Papua lebih membutuhkan layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan ketimbang isu politik, keamanan, hukum, dan legalitas internasional. Sayang, layanan dasar tersebut belum tertangani dengan maksimal.

Meskipun secara fisik infrastruktur terus dibangun, termasuk tersedia sekolah ataupun puskesmas, namun kehadiran guru dan tenaga kesehatan terbatas. Penyebabnya, antara lain medan yang berat di daerah terpencil dan minimnya kontrol menjaga kualitas guru dan tenaga kesehatan.

Sudah begitu, ditambah pandemi Covid-19 yang melanda dunia, mendorong penggunaan komunikasi virtual meningkat pesat. Padahal infrastruktur yang belum memadai, serta medan pegunungan dan hutan, kian mempersulit daya jangkau internet di pedalaman Papua.

Baca juga : Antisipasi Puncak Mudik Akhir Tahun, Pertamina Pastikan Layanan Siaga

Karenanya, pembelajaran dan sosialisasi atau informasi kesehatan dengan menggunakan radio amatir menjadi salah satu alternatif solusi masalah pendidikan dan kesehatan di tanah Papua.

Dengan didukung pancaran frekunsi yang sangat luas dan investasi yang tidak mahal, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) yang telah berhasil memanfaatkan penggunaan radio amatir untuk pembelajaran pada sekolah dasar dan menengah di Kebumen, Jawa Tengah, dapat diaplikasikan juga di Tanah Papua.

Untuk itulah, ORARI menggandeng Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS), Ikatan Mahasiswa Papua (IMAPA), Indonesian American Society of Academics (IASA), serta Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Provinsi Papua.

Baca juga : Maria Carolline, Jadi Pusat Perhatian Di Dunia Maya

"Penting kerjasama seluruh pemangku kepentingan agar penggunaan radio amatir untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Tanah Papua dapat," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro dalam webinar Radio Amatir Sebagai Alternatif Media Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan di Tanah Papua, Jumat (18/12).

Bambang menambahkan, meksi masih terdapat berbagai kekurangan, kebijakan otonomi khusus yang dimulai sejak era reformasi telah memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas, khususnya di Tanah Papua.

Webinar diikuti lebih dari 100 peserta baik dari Indonesia maupun komunitas Indonesia di AS. Peserta secara aktif memberikan beragam masukan. Para narasumber baik dari Pemda Papua dan Papua Barat, praktisi pendidikan dan kesehatan, Ketua Orari Papua, mahasiswa, serta dari IASA menggambarkan berbagai tantangan dan potensi yang besar dalam penggunaan radio amatir di Papua. 

Baca juga : Desie Minta Pemda DKI Benahi Data Penerima Bansos Di Pegangsaan Jakpus

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait menyatakan, pemancar stasiun radio menjadi sarana proses belajar siswa selama pandemi di wilayah perdalaman Bumi Cenderawasih. Siaran melalui stasiun radio sangat membantu khususnya di perdalaman yang tidak terjangkau internet dan TV. "Untuk itu, kami telah membagikan pesawat radio agar dapat membantu anak-anak di pedalaman," kata dia.

Kata Christian, jaringan radio gereja, ORARI, RAPI, dan lainnya telah banyak membantu program pendidikan di Papua untuk menyampaikan materi dan informasi pendidikan selama pandemi. Seperti di wilayah Gamelia, Kabupaten Jayawijaya. Di sana ada sekolah yang proses belajar mengajarnya melalui radio. "Guru di Wamena, siswanya ada di Gamelia, program ini sangat membantu," tandasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.