Dark/Light Mode

FGD Dengan dr. Dicky Budiman

Gelombang I Tak Beres, Ini Pertanda Tak Sehat

Kamis, 31 Desember 2020 06:12 WIB
Epidemiolog Griffith University di Australia, dr Dicky Budiman. (Dok. Rakyat Merdeka).
Epidemiolog Griffith University di Australia, dr Dicky Budiman. (Dok. Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah sekitar 10 bulan, Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Namun, kurvanya belum kunjung melandai. “Kalau gelombang pertama tidak beres, ini pertanda tidak sehat,” warning Epidemiolog Griffith University di Australia, dr Dicky Budiman.

Dicky mengatakan hal tersebut dalam Focus Group Discussion (FGD) Rakyat Merdeka, kemarin. Diskusi bertajuk Waspada Lonjakan Kasus Covid Pasca Liburan Akhir Tahun itu, dipandu Direktur Rakyat Merdeka, Kiki Iswara. Acara ini juga ditayangkan secara live di sejumlah akun jejaring media sosial Rakyat Merdeka .

Dicky memperkirakan, pasca-liburan akhir tahun, lonjakan kasus Covid-19 akan kembali terjadi. Sebagaimana lonjakan terjadi pasca-libur Lebaran, kerumunan demonstrasi hingga Pilkada. Setelah ini, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak lagi cukup hanya di Jakarta.Tapi harus se-pulau Jawa.

Baca juga : Vaksin Tetap Efektif, Sambil Bentengi Diri Dengan Prokes

Selain itu, strategi memutus mata rantai penularan juga tidak cukup lagi hanya dengan 3M:mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Akan tetapi harus 5M. Ada penambahan 2M, yakni membatasi interaksi dan menjauhi kerumunan. Kombinasi 3T atau testing, tracing dan treatment juga harus terus dipacu oleh Pemerintah.

Jika tidak, kata dia, Indonesia akan menjadi ladang subur penularan Covid-19. Termasuk mutasinya.

“Memang gelombang pertama kita ini belum selesai sampai saat ini,” kata Dicky.

Baca juga : Inovasi Promosi, Genjot Wisatawan Saat Pandemi

Jika kurva gelombang pertama itu masih belum melandai, artinya ada pertumbuhan kasus di bawah permukaan. Ada penyebaran kasus yang tidak terdeteksi.

“Ini PR (Pekerjaan Rumah) besar,” bebernya.

Ia menjelaskan, banyaknya kasus yang tidak terdeteksi, adalah salah satu penyebab kurva terus tumbuh. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada timbulnya penyakit dan kematian, akan tetapi juga akan menjadi lahan subur bagi terciptanya mutasi virus.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.