Dark/Light Mode

FGD Dengan dr. Dicky Budiman

Gelombang I Tak Beres, Ini Pertanda Tak Sehat

Kamis, 31 Desember 2020 06:12 WIB
Epidemiolog Griffith University di Australia, dr Dicky Budiman. (Dok. Rakyat Merdeka).
Epidemiolog Griffith University di Australia, dr Dicky Budiman. (Dok. Rakyat Merdeka).

 Sebelumnya 
Dari estimasi permodelan sekitar dua bulan yang lalu, ia sudah memprediksi, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia tembus 1 juta lebih. Dengan estimasi terendah 10 ribu kasus harian.

Kini,sebutnya, dalamsehari penambahan kasus sudah di angka 100 ribu. Dengan estimasi terendah 40 ribuan per hari. Jika tidak ada penanganan yang optimal, diperkirakan butuh belasan tahun Indonesia bergelut de­ngan Covid-19.

“Estimasi permodelan ini, saya ingatkan cukup akurat. Kalau misalnya infeksinya 50 ribu sehari saja, ka­lau dilihat dari jumlah penduduk kita, itu bisa sampai 14 tahun,” sebut Dicky.

Baca juga : Vaksin Tetap Efektif, Sambil Bentengi Diri Dengan Prokes

Terus bertambahnya jumlah kasus ha­rian ini, dikhawatirkan bakal diikuti dengan jumlah angka kematian. Hingga saat ini, angka kematian atau fatality rate Indonesia berada di angka 2,99 persen.

“Jangan katakan 2 persen, 1 persen saja angka kematian dari 100 ribu itu sudah sangat bermakna. Ini jiwa manusia yang akan hilang per hari,” ingatnya.

Dari laporan website Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia yang ia terima, sudah ada kasus kematian yang mendekati 300 kasus per hari. “Kebetulan saya kolaborator di Lapor Covid. Sehingga saya punya akses ke sumber-sumber data,” bebernya.

Baca juga : Inovasi Promosi, Genjot Wisatawan Saat Pandemi

Sejak awal, Dicky memastikan, pandemi Covid-19 tidak mungkin akan selesai akhir tahun ini. Bahkan dengan adanya potensi mutasi hingga cross infection di mana virus bisa leluasa lompat dari manusia ke he­wan, lalu dari hewan ke manusia.

Ia berharap, vaksinasi bisa dituntaskan dalam dua tahun ini. Setidaknya, upaya ini diyakini bisa melandaikan kurva. “Kalau bisa satu tahun, sangat-sangat bagus,” harap Dicky.

Penanganan pandemi Covid-19 ini, terangnya, butuh kerja sama antar seluruh negara. Sangat bergantung pada strategi global. Selain juga ke­bijakan mulai di level lokal dan nasional. Sebab, jika masih ada negara yang bergulat dengan virus laknat ini, maka jangan harap penularan wabah Covid-19 selesai. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.