Dark/Light Mode

Terbesar Sepanjang Pandemi

Tuh Kan..., Libur Panjang Bikin Kasus Positif Covid Melonjak

Rabu, 13 Januari 2021 05:14 WIB
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (Foto : Satgas covid-19).
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (Foto : Satgas covid-19).

 Sebelumnya 
Respons beragam dilontarkan netizen. Kebanyakan netizen sudah menduga, libur panjang Natal dan Tahun Baru menyumbang angka kenaikan positif Corona di Tanah Air sangat siginifikan. “Terlebih pada Desember 2020, terdapat libur panjang Natal dan Tahun Baru,” ujar Marlina.

@Paulus_willy menyambar. Dia bilang, libur panjang Natal & Tahun Baru 2021 juga berpotensi menimbulkan klaster baru. Soalnya, tak sedikit juga masyarakat yang bepergian ke luar kota. “Setuju. Untuk itu, mobilitas manu­sia harus dibatasi, karena di sanalah sumber masalah utamanya,” saut @wahyu_uniform.

“Januari ini kayaknya yang positif Corona ningkat lagi deh, pasca libur Natal sama Tahun Baru kemarin,” timpal Biere Blance. “Wah amit-amit deh ada klaster Corona baru setelah libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Gaga.

Baca juga : Amankah Vaksin Covid-19? (1)

Jordy7777 mengaku heran dengan kenaikan angka positif Corona yang menembus rekor tertinggi. Padahal, kata dia, waktu liburnya sudah dipangkas dan dibuat aturan Swab dan PCR bagi yang berpergian.

“Kok masih kayak gini?” tanya dia heran. “Tambah terus. Padahal sudah bikin aturan rapid antigen segala,” timpal Saha.

Untuk mengurangi penyebaran virus Corona, kata @indihomeJTD, pemerintah akhirnya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) 2021 di Pulau Jawa dan Bali. Kebijakan ini telah diterapan oleh pemerintah pada 11-25 Januari 2021. “Sebagai upaya menekan laju transmisi virus Corona (Covid-19) di tengah lonjakan pasca-libur panjang Natal dan Tahun Baru,” kata dia.

Baca juga : Perawat Tanpa STR Boleh Tangani Pasien Covid-19

“PPKM Jawa-Bali mulai dilakukan setelah melonjaknya kasus positif covid setelah libur panjang,” saut Harmonic Drive.

Andhyta F Utami menimpali. Dia kurang setuju dengan penerapan PSBB awal Januari yang bertujuan mengontrol risiko penyebaran virus. Kata dia, PSBB seharusnya dilakukan seminggu sebelum dan setelah Tahun Baru, ketika arus perpindahan orang memuncak. “Bukan 11-25 Januari, ketika memang semua selesai liburan, uang habis, dan mulai WFH lagi,” katanya.

Menurut Lestari Moerdijat, kebijakan PPKM akan sia-sia jika tidak didukung dengan aturan ketat yang mengikat semua pihak. Dia bilang, semua mesti berpartisipasi memutus penyeba­ran virus Corona. “Tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19,” kata Robi Jawara.

Baca juga : Biar Aman Dari Corona, Lebih Baik Di Rumah Saja

Iwan Wu punya pendapat lain. Dia meminta Satgas Covid-19 tidak menyalahkan libur pan­jang. Yang jelas, kata dia, kenaikan angka kasus positif Covid-19 akibat kerumunan. “Harusnya, semua kerumunan dibubarkan dan pemakaian masker diperketat dengan melibatkan Satpol PP, Polisi dan TNI. Juga percepat vaksin,” tandasnya. [TIF]  

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.