Dark/Light Mode

Digoyang Gempa 6,2 Skala Richter, Bangunan Bertingkat Di Mamuju Roboh

Jumat, 15 Januari 2021 07:11 WIB
Sejumlah bangunan tinggi di kota Mamuju provinsi Sulawesi Barat roboh akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitudo sekitar 02,28 wita Jumat dini hari (15/01/2021). [Foto: ANTARA Foto/M Faisal Hanapi]
Sejumlah bangunan tinggi di kota Mamuju provinsi Sulawesi Barat roboh akibat gempa berkekuatan 6,2 magnitudo sekitar 02,28 wita Jumat dini hari (15/01/2021). [Foto: ANTARA Foto/M Faisal Hanapi]

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah bangunan bertingkat di kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, roboh akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang terjadi Jumat, pukul 02.28 Wita.

"Kami semua sudah berlari ke gunung, karena bangunan berlantai tiga di lingkungan kami telah ambruk ke tanah. Masyarakat takut tsunami," kata Yahya, salah seorang warga di lingkungan Kasiwa, daerah padat penduduk Kota Mamuju, kepada ANTARA.

Gempa di Mamuju berpusat 6 kilometer timur laut Kabupaten Majene 2.98 LS-118.94 BT pada kedalaman 10 kilometer, juga merusak gedung rumah sakit Mamuju.

Sebelumnya, dua rumah warga Mamuju dilaporkan juga mengalami kerusakan saat gempa M5,9 terjadi pada Kamis siang (14/1), pukul 13.35 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih melakukan pendataan terkait dampak gempa yang terjadi di darat sekitar 4 km barat laut Majene Sulawesi Barat itu.

Baca juga : Kemenhub Serahterimakan Tanah Dan Bangunan Di Pelabuhan Tanjung Redeb

Laporan sementara lainnya menyebutkan, 1 unit barak Sabhara Polda Sulawesi Barat mengalami kerusakan. Di samping itu, 1 orang mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan medis.

BPBD Kabupaten Majene menginformasikan, warganya merasakan guncangan kuat. Warga merasakan gempa kuat selama kurang lebih 3 detik. Masyarakat panik dan keluar rumah. Setelah gempa terjadi, BPBD Kabupaten Majene melakukan koordinasi dengan perangkat kecamatan dan desa terkait dampak dari gempa.

Sedangkan BPBD Kabupaten Mamuju menginformasikan, warganya merasakan guncangan kuat 3 hingga 4 detik. Masyarakat juga panik dan keluar rumah. Tim Reaksi Cepat BPBD setempat masih melakukan pendataan dampak gempa.

Hal serupa juga diinformasikan BPBD Kabupaten Poliwali Mandar. Gempa dirasakan kuat oleh masyarakat sekitar 3 detik. Masyarakat panik dan keluar rumah untuk menghindari dampak buruk gempa.

Baca juga : Di Tengah Pandemi, MUTU International Mampu Tumbuh

Menurut Dr Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, gempa dengan kedalaman 10 km ini tidak memicu terjadinya tsunami.

Melihat analisis peta guncangan BMKG dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity), gempa M5,9 memicu kekuatan guncangan IV MMI di Mamuju, III – IV MMI di Majene, Mamuju Utara, Majuju Tengah, III MMI di Toraja, Mamasa, II – III MMI di Pinrang, Pare-pare, Wajo, Polewali Mandar, Tanah Grogot, II MMI di Balikpapan.

Skala Mercalli tersebut merupakan satuan pengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala IV MMI menunjukkan, pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi.

Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Baca juga : Sinar Gading Group Hadirkan Go Home Residence, Hunian Bergaya Jepang Di Cisauk Serpong

BNPB melakukan koordinasi dengan beberapa BPBD untuk memonitor kondisi pasca gempa. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.