Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jadikan Kritik Sebagai Obat

SBY: Pemimpin Jangan Cuma Mau Gulanya Saja

Minggu, 14 Februari 2021 06:50 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Foto: Facebook)
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah Jusuf Kalla, gantian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bicara soal kritik. Selain kritik, SBY bicara juga soal pujian. Kata SBY, kritik dan pujian seperti obat dan gula.

Perumpamaan itu disampaikan SBY lewat cuitan di akun Twitternya, @SBYudhoyono, kemarin. Ada dua poin yang ditulisnya. Pertama, SBY membicarakan soal obat dan gula.

“Obat itu rasanya pahit. Namun bisa mencegah atau menyembuhkan penyakit. Jika obatnya tepat dan dosisnya juga tepat, akan membuat seseorang jadi sehat,” cuit Presiden RI keenam itu.

Baca juga : SBY: Kritik Adalah Obat, Pujian Adalah Gula

Kemudian, Ketua Dewan Majelis Tinggi Partai Demokrat itu membandingkan obat yang pahit, dengan gula yang manis. “Gula itu rasanya manis, tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan bisa mendatangkan penyakit,” tulisnya dengan menyertakan tanda bahwa cuitan itu ditulis langsung oleh SBY.

Di cuitan kedua, SBY kemudian menjelaskan maksud dari obat dan gula. Obat yang pahit adalah kritik. Maksudnya, kritik itu laksana obat dan yang dikritik bisa “sakit”. Namun, kalau kritiknya benar dan bahasanya tidak kasar, bisa mencegah kesalahan.

“Sementara, pujian dan sanjungan itu laksana gula. Jika berlebihan dan hanya untuk menyenangkan, justru bisa menyebabkan kegagalan,” lanjutnya.

Baca juga : Jangan Tanya Prabowo, Percuma!

Cuitan SBY itu kemudian mendapat banyak komentar, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Donny Gahral Adian menilai tak ada yang salah dengan tulisan SBY. Hal itu sesuai dengan budaya demokrasi. Lagipula, perbedaan dalam berdemokrasi merupakan hal yang wajar. Jadi, kritik itu tak boleh dimasukkan ke dalam hati.

“Pemerintah sadar bahwa setiap kebijakannya itu mendapatkan kritik. Tapi kan biasa saja. Tidak disikapinya secara berlebihan,” kata Donny kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, pemimpin justru tak boleh selalu mendapatkan pujian. Hal itu akan berdampak buruk bagi proses pemerintahan. Pemerintah bisa lalai menjalankan kewajibannya. “Jadi, kritik itu diperlukan agar pemimpin itu bisa mengelola negara dengan benar dan baik,” katanya.

Baca juga : Pengadilan Temukan Bukti Rencana Penyerangan Capitol

Karena itu, dia mempersilakan kepada masyarakat untuk mengeritik kebijakan pemerintah. Meskipun tanpa solusi dari pengeritik.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.