Dark/Light Mode

Soal Benci Produk Asing

Kalau AS Dan China Ngambek, Emang Kita Bisa Ngelawan?

Senin, 8 Maret 2021 07:24 WIB
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio (Foto: Istimewa)
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Dia menyampaikan, selama ini sistem perdagangan Tanah Air menganut keunggulan kompetitif. Sistem ini bisa memusnahkan pelaku usaha dalam negeri. "Karena itu, harus ada perubahan fundamental. Ubah kerangka kerjanya," lanjut Dany.

Ia menerangkan, kerangka kerja dari keunggulan kompetitif harus diubah menjadi keunggulan kolaborasi. Investor harus melibatkan pelaku usaha dalam negeri dalam segala pembuatan produknya.

Baca juga : Menteri Sandi Ajak WNI Cintai Pariwisata Lokal

Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing menilai, wajar kalau ajakan Jokowi menuai polemik. Sebab, publik menangkap kalimat yang disampaikan Jokowi secara harfiah. Padahal ada pesan tersirat. Yaitu mengutamakan produk dalam negeri dibanding produk asing. 

Agar polemiknya tak panjang, Emrus menyarankan para Juru Bicara Presiden cepat merespons dengan menyampaikan narasi pemaknaan mendalam dari diksi "benci". “Agar publik tercerahkan dari pandangan yang berbasis pada pemaknaan denotatif yang linear itu,” ucapnya.

Baca juga : Prabowo: Kalau Saya Penjahat, Tangkap Saya

Sayangnya, kata dia, sampai saat ini, para Juru Bicara Presiden belum menyampaikan pendapat sejenis itu. "Boleh jadi, saya berhipotesa, karena para Juru Bicara Presiden bukan dari ilmuan komunikasi, jadi kurang paham persoalan," sindir Emrus. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.