Dark/Light Mode

Stiker Khusus Untuk Bus

Bukan Layani Pemudik Lho, Mudik Tetap Dilarang Kok...

Rabu, 5 Mei 2021 05:25 WIB
Petugas Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memasang stiker khusus pada armada bus yang diperbolehkan beroperasi saat masa larangan arus mudik di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Selasa (4/5/2021). (Foto : ANTARA).
Petugas Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memasang stiker khusus pada armada bus yang diperbolehkan beroperasi saat masa larangan arus mudik di Terminal Pulo Gebang, Jakarta, Selasa (4/5/2021). (Foto : ANTARA).

 Sebelumnya 
Hellombus juga gelisah dengan kebijakan Kemenhub. Kata dia, mudik dilarang tapi perusahaan otobus tetap boleh jalan tanggal 6-17 Mei asal ada stiker dari Kemenhub. “Jadi apakah akan sama seperti tahun kemarin? Sepertinya sih iya, tahun kemarin juga lolos-lolos aja,” katanya.

Menurut Paipu_yaku, penggunaan stiker untuk bus bukan solusi tepat dalam mendu­kung larangan mudik. Apalagi ada bus yang menggunakan stiker dan bisa lewat bebas antar kota/provinsi.

“Kayaknya sudah banyak yang mudik tuh! Kayak tahun lalu, dilarang tapi banyak yang mudik juga. Tetangga pun sudah dua hari mudik ke Sumatera,” ungkapnya.

Baca juga : Permudah Vaksinasi Daerah 3T, Pemerintah Bakal Gandeng ICRC

Inthezqy menyesalkan kebijakan stiker bus ini. Dia bilang, sudah menahan diri tidak mudik karena larangan diperketat, terus sekarang pemerintah buat stiker khusus bus yang boleh beroperasi mudik.

“Terus gue liat tetangga gue yang mudik mah mudik aja. Ini yang salah siapa sih sebenarnya,” kata dia.

“Siap-siap rebutan kursi, lha wong bus-e terbatas sek olih operasi melayani mudik, ditempeli stiker, yo rebutan noh rebutan, berde­sakan. Dilarang sudah dilarang aja, jangan ada kecuali,” ujar Aarifimam.

Baca juga : Mau Vaksin, Nggak Harus Tes PCR Atau Antigen Dulu Kok

Kania_thea juga mempertanyakan kebijakan pemerintah. Dia tidak habis pikir stiker bisa menanggulangi Covid-19. Kendati begitu, dia sedari awal mendukung upaya pemerintah menanggulangi pandemi Covid-19. “Kami akan ikut peraturan dengan tidak mudik asal jangan bikin lieur (pusing). Jam satu aturan A, jam dua aturan B. Kan jadi lieur,” katanya.

Alisyarief mengibaratkan kebijakan mudik 2021 seperti lagu dari Shirley Bassey berjudul Never Never Never (I love you then I hate you then I love you then I hate you). “Awalnya, boleh, terus dilarang. Sekarang busnya boleh jalan asal punya sticker khusus,” ujarnya.

Abas_jo mengatakan, sosialisasi penggunaan stiker harus lebih matang agar tidak disalahgu­nakan oleh petugas yang nakal. Selain itu, so­sialisasi juga harus dilakukan dengan cerdas.

Baca juga : Kerumunan Di Tanah Abang Mengecewakan

“Cari pemasukan dari jual stiker. Satu stiker harga Rp 100-500 ribu dikali jumlah orang yang mudik. Berapa T? Mungkin begitu cara cari pemasukan untuk mengisi kas kosong,” kata Priharyanto6. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.