Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah mengakui perlu kerjasama dengan pihak lain, soal percepatan penanganan Covid-19 di daerah. Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bakal menggandeng Komite Internasional Palang Merah (ICRC) untuk program vaksinasi di wilayah Terdepan, Tertinggal dan Terluar (3T) Indonesia.
“Kami melihat ada potensi program yang dapat dikerjasamakan dengan ICRC untuk melaksanakan program vaksinasi di wilayah 3T Indonesia,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, kemarin.
Ketua KPCPEN mengatakan hal tersebut usai bertemu Delegasi ICRC yang dipimpin oleh Benoit Chavaz. Bentuk konkrit kerja sama ini masih akan didiskusikan dengan kantor pusat ICRC di Jenewa, nantinya dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan.
Baca juga : Mau Vaksin, Nggak Harus Tes PCR Atau Antigen Dulu Kok
“Percepatan program vaksinasi terus didorong oleh pemerintah. Salah satunya, dengan menggandeng pihak swasta melalui program vaksinasi gotong royong,” bebernya.
Airlangga bilang, saat ini ICRC secara intens telah melakukan kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM untuk penanganan pandemi. Kerja sama selama pandemi Covid-19 itu mencakup distribusi perangkat kebersihan dan pelindungan ke lembaga-lembaga pemasyarakatan, rumah sakit rujukan Covid-19, relawan, dan pesantren.
Dalam pertemuan itu, Benoit menyampaikan program yang diinisiasi oleh ICRC terkait proses pelaksanaan vaksinasi di sejumlah negara. Serta bantuan logistik seperti pengiriman ke beberapa wilayah.
Baca juga : Kerumunan Di Tanah Abang Mengecewakan
Untuk itu, pemerintah menyambut baik program percepatan vaksinasi dalam bentuk apapun, agar segera tercipta herd immunity dan Indonesia bisa segera keluar dari pandemi.
Sementara Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan, program vaksinasi nasional yang ditargetkan rampung dalam setahun dapat berubah tergantung dengan situasi dan kondisi ketersediaan alias stok vaksin virus Corona di Indonesia.
“Kita selalu mempertimbangkan situasi dan kondisi. Jika sesuatu terjadi terkait ketersediaan vaksin, tentu akan mempengaruhi rencana. Tentu saja kita akan mengatur kembali target jika perlu,” tuturnya.
Baca juga : Mau Mudik Lokal Atau Interlokal Sama-sama Menyebarkan Covid-19
Wiku menambahkan, ketersediaan vaksin menjadi kendala utama program vaksinasi di Indonesia. Apalagi dengan embargo vaksin yang dilakukan beberapa negara, turut berimbas terhadap ketersediaan vaksin di tanah air.
Untuk itu, Wiku mengatakan, saat ini para peneliti yang juga datang dari perguruan tinggi di tanah air tengah berupaya melakukan kemandirian vaksin. Sejauh ini, ada enam institusi atau lembaga yang ikut mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform yang berbeda. Di antaranya Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya