Dark/Light Mode

Indonesia Masuki Fase Rawan Ledakan Covid-19

Sabtu, 8 Mei 2021 07:16 WIB
Epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Tahan Mudik, Jangan Sampai Kayak India” yang digelar RM.id (07/5/21). (Foto : Dok. Rakyatmerdeka/RM.id).
Epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Tahan Mudik, Jangan Sampai Kayak India” yang digelar RM.id (07/5/21). (Foto : Dok. Rakyatmerdeka/RM.id).

 Sebelumnya 
“Di banyak negara di beberapa provinsi kasus stagnan ada­lah tanda-tanda akan meningkat tajam. Jadi ini yang harus di­jelaskan. Jangan yang ditonjol­kan sudah vaksinasi atau kasus sudah turun,” cetusnya.

Dia menyarankan agar pe­merintah mengurangi narasi-narasi penurunan kasus. Narasi keberhasilan menekan Covid dan vaksinasi untuk kekebalan menurutnya perlu dikurangi.

Baca juga : Sedikit Saja Lengah, Corona Bakal Mudah Cepat Menyebar

Kalau yang ditonjolkan masyarakat tentang penurunan kasus dan vaksinasi, akan mun­cul kesimpulan bahwa Covid-19 sudah terkendali. “Nanti masyarakat bingung kasus menurun lalu kenapa dilarang mudik,” tuturnya.

Windhu menyarankan pemerintah mulai membuat narasi-narasi yang sebetulnya Indonesia memasuki fase berbahaya. Dia berharap kasus di India jangan sampai terjadi di Indonesia. Sejak sekarang harus diantisipasi, di samping tetap menerap­kan protokol kesehatan.

Baca juga : Awas, ASN Yang Ketahuan Mudik Bakal Dilaporin

“Ini hari-hari yang kritis bahwa kasus positif perhari stagnan. Itu adalah tanda-tanda yang berbahaya yang bisa naik tinggi,” ucap Windhu.

Dia khawatir, larangan mudik kali ini tetap menam­bah kasus Covid-19. Karena banyak masyarakat yang be­rangkat dan berkumpul lebih awal. Kondisi ini menyebab­kan kerumunan dan berpotensi memunculkan klaster Covid-19. “Banyak juga yang mudik lewat jalur tikus. Kita khawatir, mudah-mudahan virus Corona-nya tidur ya,” candanya.

Baca juga : Masyarakat Harus Laporkan Kasus Pelanggaran Prokes

Jika upaya pelacakan dilakukan dengan optimal, Windhu menduga akan lebih banyak klaster baru. Sayangnya, dia melanjutkan, upaya pelacakan yang dilakukan pemerintah sangat lemah be­lakangan ini. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.