Dark/Light Mode

Susah Cari Makanan Halal di Kuba, Dubes RI Nekat Potong Bebek Sendiri

Jumat, 14 Mei 2021 23:27 WIB
Dubes RI untuk Kuba, Nana Yuliana. (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)
Dubes RI untuk Kuba, Nana Yuliana. (Foto: Youtube Rakyat Merdeka TV)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mencari makanan halal di Kuba, bukan perkara mudah. Soalnya, di negara berideologi sosialis-komunis itu, jumlah umat muslim tergolong sedikit, hanya sekitar 10 ribu orang. Duta Besar RI untuk Kuba, Nana Yuliana mengisahkan, dirinya sampai harus menyembelih sendiri seekor bebek.

Peristiwa ini berawal ketika Nana kangen makan bebek Sinjay, makanan khas kampung halamannya. Dia kemudian menyuruh stafnya untuk membeli bebek hidup.

"Setelah beli, saya cari di Youtube bagaimana cara memotong bebek secara halal," kisahnya dalam talk show RM.id bertajuk "Cerita Lebaran dari Kuba", Jumat (14/5) malam. 

Rupanya, syarat pertamanya adalah penyembelihnya harus seorang muslim. Sementara staf Nana yang kebanyakan merupakan warga Kuba, bukan pemeluk agama Islam. Mau tak mau, Nana sendiri yang akhirnya turun tangan menyembelih bebek itu.

"Akhirnya saya yang motong bebek. Bismillahirrahmanirrahim, saya sembelih, sambil agak-agak tutup mata. Masyallah seumur-umur baru sekali saya jadi tukang jagal," tuturnya sambil tertawa. Dua host RM.id, Muhammad Rusmadi dan Mellani Eka Mahayana ikut terpingkal-pingkal mendengar kisah Nana.

Baca juga : Rayakan Gelar Juara, Lukaku : Ini Terbaik Sepanjang Karier Saya

"Saya mau makannya nggak tega deh jadinya," sambung Nana yang kembali disambut tawa.

Sebetulnya, bukan cuma makanan halal saja yang susah untuk didapatkan di Kuba. Bahan pangan pokok seperti beras, juga sulit didapatkan di negara yang lama dipimpin Fidel Castro ini.

Sebagian besar warga Kuba kini lebih banyak menjadikan kentang, roti, dan pasta yang diimpor dari Spanyol sebagai makanan pokok. Kalaupun ada beras, warnanya cokelat, beda dengan beras di Tanah Air.

Gula dan terigu, juga sulit didapatkan. "Saya mau cari gula susah, padahal mau bikin kue untuk lebaran. Tepung juga susah. Sampai ada teman diplomat yang ke sini bawa 20 kontainer berisi beras, terigu, tepung," beber Nana.

Mencari daging pun sulit. Pernah, pada medio Januari-Februari, suami Nana ingin sekali makan ayam. Namun, dicari ke berbagai pasar di Havana, tidak ada yang menjualnya. Nana terpaksa membeli ayam hidup di suatu kampung yang berjarak dua jam dari Havana.

Baca juga : Dubes RI Dorong Kerja Sama Kesehatan Dengan Kamboja

Kekeuhnya Kuba memegang ideologi sosialis-komunis selama 61 tahun dan ogah berpaling menjadi negara liberal, membuat mereka dijatuhi embargo ekonomi, perdagangan, dan keuangan oleh Amerika Serikat (AS).

Ini yang menyebabkan ekonomi negara itu sulit. Kondisi itu diperparah pandemi Covid-19 yang merundungi dunia saat ini. "Karena Covid juga, shipping, kargo, makanan sulit didapat," bebernya.

Kondisi ini membuat Nana mau tak mau memutar otak untuk memenuhi kebutuhan pangan. Di Wisma Indonesia, dia beternak ayam dan bebek. Nana juga menanam singkong untuk diambil daunnya.

"Di sini daun singkong biasanya tidak dijual, itu untuk makanan kambing. Sementara sayur yang banyak di sini cuma kol. Wortel, kentang, kadang ada, kadang nggak ada," ungkap Nana. "Jadi kita swasembada KBRI," selorohnya sambil terkekeh.

Dia juga jadi lebih kreatif. Bermodalkan tutorial di Youtube, Nana mencoba membuat sendiri bahan-bahan pangan yang sulit didapatkan. Tepung beras misalnya, dibuat Nana dari beras yang diblender. Begitu juga gula halus.

Baca juga : Sandi Pamerkan Desa Wisata Ke Dubes India

"Saya merasa beruntung. Kemarin jadi Konjen di Houston, everything is available. Sekarang dalam kondisi terbatas begini kita jadi lebih kreatif," ucap Nana yang mulai menjalani tugasnya di Kuba sejak Desember 2020.

"Jadi dubes yang beternak dan memotong bebek sendiri, dan menanam singkong mungkin saya satu-satunya yang mengalami," ucapnya.

Meski begitu, Nana mengaku menikmatinya. Dia menganggap pengalaman ini sebagai karena ini serial hidupnya.

"Jadi walaupun kita dubes, kita diplomat, ada kehidupan yang sangat nyata seperti ini. Itulah tugas kami, whatever, negara itu ada, dan kita harus membina hubungan baik dengan negara itu," tutup Nana. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.