Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hari Keragaman Hayati, Perusahaan Limbah Urus Konservasi Elang Jawa

Sabtu, 22 Mei 2021 20:37 WIB
Program konservasi Elang Jawa oleh PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di kaki Gunung Halimun Salak.
(Foto: Ist)
Program konservasi Elang Jawa oleh PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di kaki Gunung Halimun Salak. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bicara Elang Jawa, bayangan kita langsung tertuju pada lambang negara Republik Indonesia, Garuda Pancasila. Elang berjambul yang masuk kategori spesies langka tersebut kini menjadi target konservasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Elang yang kini populasinya hanya 300 hingga 500 ekor tersebut menjadi elang yang paling dilindungi mengingat jumlahnya terus menurun dari tahun ke tahun. Sebuah perusahaan pengolahan limbah beracun berbahaya (B3) PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) merasa perlu terlibat dalam program konservasi tersebut.

"Ini wujud peran serta kita sebagai perusahaan yang fokus pada masalah lingkungan hidup," tegas Manager Program Sosial Kemasyarakatan dan Keamanan PPLI, Ahmad Farid dalam keterangannya, Sabtu (22/5).

Baca juga : Gerakkan Literasi, Perpusnas Gelar Pameran Lukisan Menjawab Pandemi

Farid menjelaskan, pihaknya semangat terlibat dalam program konservasi ini, karena elang Jawa merupakan satwa langka yang dilindungi dengan populasi yang terus menurun. Selain itu, burung predator satwa endemik pulau Jawa tersebut juga menjadi icon lambang negara, Garuda Pancasila.

"Proses perkawinan burung ini unik dan langka. Mereka kawin disaat terbang di udara, jadi untuk pengembangbiakannya ngga bisa di dalam sangkar kecil seperti burung lain pada umumnya," ungkap Farid.

Melalui program CSR perusahaan, lanjut Farid, pihaknya membangun "kandang" raksasa bagi burung tersebut di kaki Gunung Halimun Salak.

Baca juga : KKP Pastikan Tak Ada Izin Penangkapan Ikan Untuk Kapal Asing

Di dalam ekosistem, lanjut Farid, Elang Jawa mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai indikator terjaganya suatu kawasan hutan. Secara umum, habitat Elang Jawa berada pada hutan primer dan sebagian kecil hutan sekunder yang berdekatan atau berbatasan dengan ecotone.

"Menurun atau meningkatnya jumlah elang Jawa ini menjadi salah satu indikasi utama kualitas ekosistem di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak tempat populasi elang Jawa itu berada," ungkapnya.

Selama program ini dijalankan, menurut Farid, PPLI berhasil dua kali melakukan penetasan anakan elang Jawa. Program ini merupakan bagian dari komitmen PPLI dalam ikut menjaga keragaman hayati bumi Nusantara.

Baca juga : Cara Unik Dirlantas Sekat Perbatasan Sumatera Barat

"Pesan dan ajakan ini saya sampaikan di hari keragaman hayati internasional yang jatuh tanggal 22 Mei ini, agar mudah diingat bahwa negeri ini memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang mesti kita jaga buat masa depan anak cucu kita," imbaunya.

Program konservasi elang Jawa ini akan terus dilakukan oleh PPLI hingga elang Jawa kembali memiliki populasi yang besar.

"Kita targetkan minimal 5 tahun bisa terjadi peningkatan populasi yang signifikan," ujarnya seraya mengungkapkan dokumen MOU antara pengelola Taman Nasional Gunung Salak dan PPLI sejak 2019. [MRA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.