Dark/Light Mode

Gerakan Para Politisi Saat Ini

2024 Jangan Cuma 2 Capres

Selasa, 25 Mei 2021 07:40 WIB
Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Panasnya Pilpres 2024 yang akan digelar sekitar 3 tahun lagi, sudah terasa dari sekarang. Selain persaingan para bakal capres yang makin sengit, ada juga gerakan lain yang mewarnai hajatan lima tahunan itu. Sejumlah politisi saat ini dikabarkan sedang berupaya agar Pilpres 2024 diikuti banyak capres, tak hanya 2 paslon seperti di Pilpres 2014 dan 2019.

Hal itu dibenarkan Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani. “Tidak bisa dipungkiri, partai-partai sudah mulai ambil ancang-ancang dalam rangka Pilpres 2024, termasuk berkomunikasi satu sama lain,” kata Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

Arsul mengakui PPP merupakan salah satu yang sudah mengambil ancang-ancang tersebut. Ia mengatakan, beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dengan Sekjen Partai Demokrat dan membahas mengenai pilpres. Namun, kata Arsul, keduanya sepakat tidak membahas profil capres.

Baca juga : PAN Dan PKS Teman Tapi Mesra

“Yang kita bicarakan justru, singkatnya lebih mendorong bagaimana Pilpres ke depan tidak hanya diikuti dua pasang saja,” ujarnya.

Kenapa jangan 2 paslon lagi yang maju di Pilpres 2024? Polarisasi yang terjadi di masyarakat, jadi alasan utama parpol berupaya keras agar Pilpres 2024 tidak lagi diikuti oleh dua paslon. Mengingat, dalam dua kali pilpres sebelumnya (2014 dan 2019), kandidat yang bertarung hanya 2 paslon saja. Dengan pilihan capres lebih dari 2 paslon, diharapkan polarisasi akan jauh berkurang.

Selain itu, batalnya revisi Undang-Undang Pemilu membuat parpol harus bekerja keras mencari teman koalisi untuk menghadapi Pilpres 2024. Sebab, syarat yang harus dikantongi di Pilpres 2024 masih sama, yakni 20 persen kursi legislative atau 25 persen suara sah secara nasional.

Baca juga : Ini, 6 Pangkalan Udara Israel Target Serangan Rudal Palestina

“Karena RUU Pemilu tidak jadi direvisi, maka presidential threshold tetap pada 20 persen. Jadi, memungkinkan ada empat pasangan calon presiden,” kata anggota Komisi II DPR, Guspardi Gaus kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Politisi PAN itu berharap, calon presiden tahun 2024 tidak seperti pilpres 2019 dan 2014 yang hanya diikuti dua pasang. Menurutnya, dua pasang capres banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Salah satunya, terjadi polarisasi di masyarakat.

“Meski Prabowo sudah gabung dan menjadi anak buah Jokowi, tapi tetap saja polarisasi itu masih terjadi di masyarakat. Ini bukti mudharat dari dua pasang calon,” ungkitnya.

Baca juga : Bela Palestina, Aliansi Pemuda Indonesia Sambangi Kedubes AS

Lagipula, lanjut Guspardi, biaya yang dianggarkan untuk pemilu tidak sedikit. Menurutnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengajukan anggaran Rp 86 triliun untuk penyelenggaraan pileg dan pilpres 2024.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.