Dark/Light Mode

Gerakan Para Politisi Saat Ini

2024 Jangan Cuma 2 Capres

Selasa, 25 Mei 2021 07:40 WIB
Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Dengan biaya yang besar, sudah seharusnya menghasilkan pemimpin yang terbaik dan tidak terjadi perpecahan di masyarakat,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPP PPP, Dony Ahmad Munir. Dia berupaya keras, agar Pilpres yang akan datang tidak lagi diikuti dua pasangan calon saja. Dengan menghadirkan paslon yang lebih banyak, kata dia, maka masyarakat akan disuguhi asupan gizi demokrasi yang cukup bagus.

Hal itu terlihat dari munculnya tokoh-tokoh alternatif dan variatif untuk capres 2024. “Jadi, asupan gizi harus dipertahankan yang akan mempercantik demokrasi di Indonesia,” kata Dony.

Baca juga : PAN Dan PKS Teman Tapi Mesra

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Studies (Indostrategic) Khoirul Umam juga punya prediksi yang sama. Kata dia, melihat manuver yang dilakukan parpol saat ini, dia memprediksi, Pilpres 2024 akan diiikuti 3 paslon.

Paslon pertama yang berpeluang untuk maju adalah Prabowo Subianto-Puan Maharani, hasil perkawinan Gerindra dan PDIP. “Pengalaman 10 tahun memberikan kesempatan pada Jokowi sebagai figur di luar trah Soekarno dirasa sudah cukup bagi PDIP,” katanya.

Simulasi kedua, lanjut Umam, Anies Baswedan berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dia menilai, pasangan ini sebagai hasil perkawinan Partai Demokrat, Partai NasDem dan juga PKS.

Baca juga : Ini, 6 Pangkalan Udara Israel Target Serangan Rudal Palestina

Pasangan ini bisa muncul mengingat komunikasi antara NasDem dengan PDIP tampaknya belum pulih. Saat pilkada lalu, PDIP kecewa dengan manuver NasDem yang dianggap membajak sejumlah kader utamanya di sejumlah daerah.

“Karena itu, Anies bisa menjadi titik temu antara NasDem dan PKS, dan selanjutnya dikawinkan dengan AHY sebagai representasi kekuatan Partai Demokrat, yang juga memiliki bekal elektabilitas yang memadai,” ungkapnya.

Paslon ketiga, kata dia, yakni koalisi yang akan dipimpin Golkar. Dalam koalisi itu, Golkar bisa menarik PKB, PAN atau partai lain yang belum tergabung dalam koalisi. Bisa juga Golkar akhirnya berkoalisi dengan Demokrat. Tinggal nanti menambah 1 lagi parpol dari unsur islam, seperti PKB, PAN atau PPP.

Baca juga : Bela Palestina, Aliansi Pemuda Indonesia Sambangi Kedubes AS

“Adapun nama-nama seperti Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Erick Tohir, dan lainnya, kemungkinan akan terkendala oleh dukungan partai politik. Kecuali jika mereka “membeli” mesin partai seperti yang dilakukan Sandiaga Uno saat Pilpres 2019,” beber Umam. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.