Dark/Light Mode

Rekapitulasi Surat Suara Di Kalteng Distop Karena Kurang Dana

Ya Ampun, Ini Masalah Pemilu Kok Nggak Ada Habis-habisnya

Rabu, 24 April 2019 12:47 WIB
Beberapa anggota TPS 06 Kumai Hilir sedang menunggu keputusan dari KPU Kobar. (Foto : Net).
Beberapa anggota TPS 06 Kumai Hilir sedang menunggu keputusan dari KPU Kobar. (Foto : Net).

RM.id  Rakyat Merdeka - Permasalahan Pemilu 2019 seakan tidak pernah habis. Selain banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia dan belum mendapat honor, muncul permasalahan baru. Dana yang dianggarkan sebesar Rp 25 triliun, ternyata bermasalah.

Seharusnya dengan anggaran sebesar itu tidak ada lagi gonjang ganjing mengenai kekurangan dana pemilu. Tapi, faktanya proses rekapitulasi surat suara di Kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, harus dihentikan karena kekurangan dana. Ironis sekali.

Hal itu dibenarkan oleh Ketua PPK Kecamatan Kumai, M. Ruhadi. Menurutnya, panitia pemilihan kecamatan di kecamatan Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, terpaksa menghentikan proses rekapitulasi proses penghitungan suara sejak Senin (22/4).

Dijelaskan Ruhadi, biaya perhitungan suara atau rekaputulasi dari KPU dibatasi hanya untuk empat hari kegiatan, sementara dalam pelaksanaan perhitungan dari tingkat KPPS banyak sekali kesalahannya dan perhitungan ini akan memakan waku lama bisa sampai dua mingguan. 

Kesalahan yang terjadi karena banyak petugas KPPS yang belum mengerti, sehingga proses rekapitulasi di tingkat PPK banyak memakan waktu cukup lama. Diapun meminta agar ada penambahan biaya untuk 15 hari ke depan.

Baca juga : Hari Ini, Staf Ahli Bowo Sidik Diperiksa KPK

“Saya sudah melaporkan ke KPU, kita minta ditambah untuk proses rekapitulasi perhitungan suara bisa berjalan dengan baik,” katanya. Kendati proses rekapitulasi suara berhenti, semua kotak suara dijaga ketat oleh pihak aparat keamanan.

Munculnya berita mengenai kekurangan dana pemilu tentu saja menjadi bulan-bulanan warganet. Netizen ramai-ramai mengkritik habis KPU. KPU dianggap sebagai lembaga yang tidak beres dan penuh dengan dugaan korupsi.

Zara Zettira ZR @zarazettirazr misalnya dengan lugas mengkritik keras KPU. “Aya aya wae hei @KPU_ID masih ngga malu glorifikasi pemilu 2019 diteladani negara-negara lain? Honor ga dibayarin, perhitungan suara ditunda karena ngga ada dana? Really? 25 T ?” sindirnya.

@desiyusi menganggap kejadian penghentian sementara proses perhitungan karena tidak ada dana jelas merupakan sejarah terburuk bari penyelenggara pemilu. Pasalnya, belum ada hal serupa di pemilu sebelumnya. “Alamak.. Ada-aja ajah.. Baru kali ini seumur-umur ikut pemilu ada kejadian berhenti ngitung rekapan karena minim dana,” katanya.

Melanjutkan, Faqih al syarief II @alsyarief78 juga menganggap pemilu serentak 2019 merupakan pemilu paling kocak sepanjang sejarah, baru pernah terjadi KPU kehabisan dana. “Mari kita ketawa,” sindir dia. 

Baca juga : Batal Diperiksa KPK, Menag Minta Dijadwal Ulang

JackBoea - AKAL SEHAT @JackBoea2 menuturkan anggaran untuk penyelenggara pemilu 2019 tertinggi sepanjang Republik Indonesia Merdeka. Tapi, bahan kotak suara dari kardus dan PPK Kecamatan Kumai, kehabisan dana operasional. “KPU ini perlu dilaporkan untuk disidik,” desaknya.

@Arlyanti2 menimpali pernyataan @ JackBoea2. Menurut dia, pertama kali sepanjang sejarah, KPU kehabisan dana di tengah jalan. Mereka layak dapat rekor MURI.

“Busyeeeetttttt... Itu dana ke mana... Kok rekapitulasi dihentikan. Coba liat RAB nya...???” dia menanyakan, kemudian dikuatkan oleh R.Hasibuan @Rh54267914.

“Kemana uang 25t hilangnya??? Gawat.” Masih dengan pernyataan yang sama, jhon @ arifjhonz menuding dana yang besar seharusnya cukup untuk pelaksanaan sampai rekapitulasi, tapi yang ada justru kurang. “Ke mana dananya? Apa ada maling?” dia bertanya.

Melanjutkan, @Evialfa20 tidak habis pikir uang 25 triliun habis. Padahal, hanya untuk membeli kardus saja. “Lucu ya dana segitu 25T kotak dari kardus bisa kehabisan dana??? Periksa tuh kantong-kantong saku mereka pasti ada.

Baca juga : Bertemu, Ngopi, Ngobrol, Cair Dan Adem Deh....

Karena baru pertama kali terjadi, Pemuda Perubahan @coffesosiety menilai kinerja KPU perlu dievaluasi dengan total. “Wah wahhh 25T sampek kehabisan danaaa, parah sekali KPU.”

Sementara, @bnopel mendesak Badan Pemeriksa Keuangan segera melakukan audit keuangan KPU yang dianggap tidak beres. “BPK harus audit KPU nih, 25 T sudah habis pilpres belum selesai,” dia mendesak. Desakan serupa disuarakan oleh @kangsemproel. Dia bilang BPK harus melakukan audit keuangan KPU supaya rakyat mengetahui dengan jelas. 

“Kalau bener dana sudah habis, padahal proses belum selesai maka @ BPKPgoid wajib mengaudit,” pintanya.

Tak hanya BPK, MAMIN AJHA @Aa10S4 mendesak agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan dalam menuntaskan kasus seperti ini. “Aduh mina, apalagi ini ....? Kemana dana 25 triliun itu....??? KPK wajib audit ini,” tuntasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :