Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Klaster Sekolah Muncul, Guru Juga Perlu Diedukasi

Rabu, 9 Juni 2021 07:07 WIB
Klaster sekolah di SMAN 4 Pekalongan. (Foto : Instagram @Kawalcovid19.id)
Klaster sekolah di SMAN 4 Pekalongan. (Foto : Instagram @Kawalcovid19.id)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kekhawatiran Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi klaster baru Covid-19, terbukti. Klaster ini terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tragisnya, pelaku yang diduga sebagai penyebar virus Corona justru guru di sekolah itu sendiri.

Kawalcovid19.id mengunggah meme yang mengungkap klaster sekolah di SMAN 4 Pekalongan. Menurut dia, klaster sekolah ini terjadi karena guru anosmia (kehilangan indera penciuman) tapi nekat mengajar tatap muka.

Baca juga : Yang Belum Divaksin Mohon Sabar Ya, Semuanya Kebagian

“Apakah kebijakan Kemendikbud, Pemda dan pihak sekolah pada level eksekusi benar-benar bisa konkret melindungi seluruh eko­sistem sekolah (murid, orangtua, guru dan tenaga sekolah lainnya)?” tulisnya.

Menurut Omrobby, kejadian di Pekalongan hanya salah satu dari banyaknya sekolah yang belum mampu menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat. Dia mengaku sudah membuktikan sendiri, prokes tidak diterapkan ketat di sekolah.

Baca juga : Awas, Varian Delta Incar Anak-anak

“Beberapa kali saya datang ke sekolah anak saya untuk keperluan administratif, guru-gurunya banyak yang tidak pakai masker,” ungkapnya.

EksSundaEmpire menegaskan, PTM harus bisa melindungi ekosistem di sekolah. Pemerintah harus bisa menjamin sekolah mengikuti semua aturan dan prokes.

Baca juga : Buruan, Alih Fungsikan Sarana Umum Jadi Pusat Karantina...

“Nah, ini salah satu yang saya takutkan. Kita senang anak-anak bisa tatap muka dengan teman-teman dan gurunya, tapi saya nggak ya­kin anak-anak akan bisa betul-betul menerap­kan prokes di sekolahnya,” kata ayu_saning.

Farahputrianaaa mengatakan, kasus Pekalongan bisa menjadi pelajaran berharga bagi sekolah lain. Terutama dalam mengedukasi dan menerapkan prokes ketat. “Berarti guru-gurunya diedukasi dulu,” ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.