Dark/Light Mode

Presiden 1 Periode 7 Tahun, Setuju?

Minggu, 28 April 2019 06:14 WIB
Istana Bogor/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Istana Bogor/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2019 menyisakan banyak masalah. Juga muncul banyak usulan untuk perbaikan. Salah satunya, pegiat dunia maya lagi ramai ngomongin usulan masa jabatan presiden cukup satu periode tapi waktunya tujuh tahun. Saat ini, presiden bisa menjabat dua periode. Per periode waktunya lima tahun.

Menanggapi usulan ini, sikap warganet terbelah, ada yang setuju, ada yang tidak. Ada juga yang menanggapi dengan guyonan.

Sebenarnya, usulan itu sudah lama didengungkan. Kali ini kembali dilempar oleh politikus Partai Gerindra yang juga Jubir PBN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade. Dia mengusulkan jabatan presiden dan wapres hanya satu periode, dengan lama masa jabatan tujuh tahun.

Baca juga : Presiden Pelawak

"Ini usulan pribadi saya, ya. Kalau saya masuk DPR besok, saya usulkan presiden hanya satu periode. Presiden cukup satu periode, kita kasih 7 tahun," kata Andre dalam diskusi di d'Consulate Resto & Lounge, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, kemarin.

Alasannya, agar presiden dan wakilnya dapat bekerja fokus untuk rakyat. Selain itu, presiden tak lagi repot memikirkan strategi politik untuk menjabat dua periode pada pemilihan berikutnya. Sebab, banyak dugaan kecurangan pada Pemilu serentak 2019 ini yang dilakukan petahana untuk mempertahankan kekuasaannya.

"Supaya apa? Supaya Presiden betul-betul bekerja untuk rakyat, memenuhi janjinya, bukan presiden itu berpikir bagaimana kalau Kapolri, Panglima TNI, Kasad, Kapolda-Kapolda, Danrem-Danrem, untuk bekerja memperkuat kekuasaannya dengan segala sumber daya," ujar Andre.

Baca juga : Nyatakan Diri Presiden, Apakah Prabowo Tak Langgar UU?

Warganet terbelah menanggapi usul ini. Pertama, golongan netizen yang setuju. Seperti akun @gurnadi. "Saya termasuk yang setuju nih. Presiden satu kali menjabat aja, 7 tahun cukuplah, persis seperti usul Prof Salim Said, jadi ketegangan politik antara petahana dan penantang bisa dikurangi. Tapi ya harus amandemen UUD sih," kicaunya, serupa dengan @xrvip. "Presiden harus konsentrasi penuh dengan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Setuju bahwa jabatan presiden cukup satu periode dan masa jabatan 7 tahun," cuitnya.

Yang lain tak sependapat. Akun @Parlandungan membandingkannya dengan Amerika. "Tolol! Masa 7 tahun, itu terlalu lama! Kalau terpilih, harus menunggu 7 tahun walau kinerja sangat buruk seperti Anies, Gubernur Pilihan Terbaik Umat Agama Paling Sempurna itu! Amerika malah cuma 4 tahun masa jabatan Presiden!"cuitnya.

Akun @Pepih ngeledek. "Saya juga boleh usul dong; nyapres cukup hanya sekali saja seumur hidup, ga boleh lagi seumur hidup nyapres," kicaunya, sama dengan @asa_luvens. "Dan calon hanya boleh mencalonkan 1 kali.

Baca juga : Jadi Pemain Terbaik, Hamka Dapat Rp 250 Juta

Yang lain memilih bergurau. "Dulu udah pernah satu periode tapi 32 tahun," cuit @suppitweets senada dengan @ko2w yang kecewa jika wacana ini beneran direalisasikan. "Hari libur buat pilpres jadi 7 tahun sekali?," kicaunya. Akun @bryanesia menimpali. "Kenapa ga usul sebulan saja jadi tiap bulan pilpres."

Sebelumnya, pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali menyebut evaluasi total Pemilu Serentak 2019 harus dilakukan, termasuk persoalan masa jabatan presiden.

"Ke depan, ada baiknya periode jabatan hanya satu kali, misal selama tujuh tahun. Sehingga tidak akan pernah rematch atau calon presiden yang sama bertarung kembali," ujar Effendi. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.