Dark/Light Mode

Ogah Ramal Corona Selesai Kapan

Menkes Kapok Meleset Terus

Sabtu, 26 Juni 2021 07:30 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Humas Kemenkes)
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Humas Kemenkes)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tidak mau menebak-nebak, kapan pandemi berakhir. Dia melihat, selama ini sudah banyak orang yang meramal, tapi semuanya salah. Makanya, dia lebih memilih fokus kerja daripada ikut-ikutan meramal.

Hal itu disampaikan BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin, dalam acara Mata Najwa, Rabu (23/6) malam. "Semua orang memprediksi, selalu salah. Kalau saya jujur, saya lebih baik fokus bekerja untuk memastikan ini terjadi," ucapnya.

Bahkan, mantan Dirut Bank Mandiri ini tak mematok target waktu penyelesaian pandemi. Sebab, baginya, yang penting dilakukan saat ini adalah menyelesaikan program vaksinasi secepat mungkin tahun ini. "Itu yang bisa saya bicara," tegasnya.

Eks Wakil Menteri BUMN itu lebih memilih berbicara realistis. Seperti, peran dan kontribusi masyarakat. Sebab itu, ia meminta agar tak ada lagi perdebatan, atau saling menyalahkan dalam penanganan pandemi ini.

Baca juga : Gubernur dan Nakes Sama-sama Lelah

"Kita harus bersama-sama menyelesaikan pandemi ini. Kita yang menentukan. Kalau kita hanya saling menyalahkan, berdebat, berwacana di luar, tapi nggak eksekusi, nggak selesai. Malah akan terus-terusan. Ini saatnya kita bersama, yuk beresin. Modal sosial kita its so big, harus kita gunakan," serunya.

Di dua momen sebelumnya, BGS juga pernah bicara soal waktu pandemi. Sama seperti kemarin, waktu itu juga dia tidak bicara secara pasti.

Yang pertama, dia bicara pada 25 Maret 2021 dalam webinar yang diselenggarakan Universitas Indonesia. "Yang namanya pandemi nggak ada yang selesai satu tahun, nggak ada. Selesai 5-10 tahun," ucapnya, ketika itu.

Kedua, 11 Mei 2021 dalam rapat koordinasi secara virtual. Saat itu, ia mencontohkan virus polio, yang sampai saat ini belum hilang.

Baca juga : 11 Anggota DPR Terpapar Corona, Kompleks Parlemen Diperketat

"Kita nggak bisa langsung menghilangkan pandemi itu. Ada yang paling cepat, mungkin 2 tahun baru selesai. Ada yang 5 tahun, 10 tahun, 30 tahun," katanya.

Mengapa BGS ogah mematok kapan pandemi selesai? Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengaku, BGS sempat bertanya pada dirinya soal ini. Ia lantas menjawab, semua tergantung tiga faktor: prilaku masyarakat, karakteristik virus, dan respons pemerintah.

"Mau sampai kapan, ya tergantung kita semua. Kalau mau selesai akhir tahun, ya semuanya berusaha. Itu yang harus ditanamkan. Kita semua punya kontribusi dan tanggung jawab untuk melakukan itu," terang Pandu, saat dihubungi, tadi malam.

Bisakah pandemi selesai dengan herd immunity? Kata Pandu, secara teori bisa saja. Dengan catatan, karakter virus yang stabil dan efektivitas vaksin.

Baca juga : Juliari Dan Masiku Tidak Ngefek Nih

Ia sepakat, saat ini yang terpenting menyuntikkan vaksin sebanyak mungkin ke masyarakat. Memang, dari data yang ada, ada beberapa orang yang sudah divaksin masih tetap tertular. Namun, tingkat keparahannya tidak seperti yang belum divaksin. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.