Dark/Light Mode

Anies Kembali Bunyikan Tanda Bahaya

Sedihnya, Jakarta Terus Gali Kuburan

Senin, 5 Juli 2021 07:25 WIB
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, melakukan kunjungan dan pemantauan ke posko-posko penyekatan menuju dan keluar Jakarta bersama Pangdam Jaya, Mayjen Mulyo Aji dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada Minggu (4/7). (Foto : Dok. Pemprov DKI Jakarta).
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, melakukan kunjungan dan pemantauan ke posko-posko penyekatan menuju dan keluar Jakarta bersama Pangdam Jaya, Mayjen Mulyo Aji dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, beserta jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) pada Minggu (4/7). (Foto : Dok. Pemprov DKI Jakarta).

 Sebelumnya 
Kondisi ini membuat antrean pengangkutan jenazah ke kuburan pun jadi makin panjang. Ditambah lagi jumlah ambulance untuk mengangkat jenazah yang memang terbatas. Tak heran, sempat ada wacana untuk mengangkut jenazah menggunakan truk, namun ditentang banyak kalangan.

Beberapa lahan pemakaman di Jakarta juga nyaris penuh. Baik pemakaman umum maupun khusus Covid-19. Hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan adanya penguburan masal atau penguburan beberapa jenazah dalam satu lubang, khusus untuk jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Baca juga : Dibully Karena Bagikan Nasi Kotak Lauk Sederhana, PSI Dibela Netizen

Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan misalnya. Sudah lebih dari seribu jenazah korban Covid dimakamkan di lahan seluas 3 hektar itu. Maksimal, TPU ini hanya bisa menampung 7.200 petak makam.

Hingga kemarin, lubang-lubang makam baru masih terus digali ekskavator. Ambulans juga masih terus berdatangan. Pengangkut jenazah berhazmat putih juga masih berjibaku bersama penggali makam. Justru kerjanya lebih keras lagi. Tiada hari mereka tanpa mendengarkan tangisan histeris keluarga korban.

Baca juga : Gowes Di Gang Sempit, Ganjar Terus Sosialisasikan Prokes

Sejauh ini, ada 2 eksavator yang standby di sana. Jam kerjanya lumayan panjang. Dari jam 8 pagi hingga jam 11 malam. Ketika malam, genset dinyalakan. Sebagai sumber listrik pencahayaan lampu lokasi pemakaman.

Epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman memperkirakan tren jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 di DKI Jakarta masih akan terus meningkat. Apalagi, jika warga Ibu Kota tetap bandel dan mengabaikan PPKM Darurat yang sudah diputuskan pemerintah sejak 3 Juli kemarin.

Baca juga : Sisihkan Duit Jajan, Siswa SMAN 6 Jakarta Tebar Sembako Ke Panti

“Kita masih menuju puncak. Puncak kita memang diprediksi paling cepat akhir Juli ini. Juli-Agustus diprediksi masih sangat berat,” kata Dicky, tadi malam.

Dicky meminta agar janji pemerintah melakukan 500.000 tes Covid perhari benar-benar direalisasi. 3T, yakni testing, tracing dan treatment harus betul-betul dioptimalkan. Vaksinasi juga harus terus digenjot.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.