Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Cek Di Sini, 5 Penjelasan Penting BPOM Soal Vaksin AstraZeneca Yang Bikin Heboh
- Lawan Guinea, Pelatih Persib: Timnas Akan Hadapi Lawan Berat
- Piala AFC U-17 Putri, Garuda Pertiwi Muda Fokus Hadapi Korsel
- 128.000 Jemaah Haji Indonesia Nikmati Fasilitas Fast Track
- Dortmund Ke Final, PSG Cuma Kurang Beruntung
Anies Kembali Bunyikan Tanda Bahaya
Sedihnya, Jakarta Terus Gali Kuburan
Senin, 5 Juli 2021 07:25 WIB
Sebelumnya
Kondisi ini membuat antrean pengangkutan jenazah ke kuburan pun jadi makin panjang. Ditambah lagi jumlah ambulance untuk mengangkat jenazah yang memang terbatas. Tak heran, sempat ada wacana untuk mengangkut jenazah menggunakan truk, namun ditentang banyak kalangan.
Beberapa lahan pemakaman di Jakarta juga nyaris penuh. Baik pemakaman umum maupun khusus Covid-19. Hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyarankan adanya penguburan masal atau penguburan beberapa jenazah dalam satu lubang, khusus untuk jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.
Baca juga : Dibully Karena Bagikan Nasi Kotak Lauk Sederhana, PSI Dibela Netizen
Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Rorotan misalnya. Sudah lebih dari seribu jenazah korban Covid dimakamkan di lahan seluas 3 hektar itu. Maksimal, TPU ini hanya bisa menampung 7.200 petak makam.
Hingga kemarin, lubang-lubang makam baru masih terus digali ekskavator. Ambulans juga masih terus berdatangan. Pengangkut jenazah berhazmat putih juga masih berjibaku bersama penggali makam. Justru kerjanya lebih keras lagi. Tiada hari mereka tanpa mendengarkan tangisan histeris keluarga korban.
Baca juga : Gowes Di Gang Sempit, Ganjar Terus Sosialisasikan Prokes
Sejauh ini, ada 2 eksavator yang standby di sana. Jam kerjanya lumayan panjang. Dari jam 8 pagi hingga jam 11 malam. Ketika malam, genset dinyalakan. Sebagai sumber listrik pencahayaan lampu lokasi pemakaman.
Epidemiolog Griffith University, Australia Dicky Budiman memperkirakan tren jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 di DKI Jakarta masih akan terus meningkat. Apalagi, jika warga Ibu Kota tetap bandel dan mengabaikan PPKM Darurat yang sudah diputuskan pemerintah sejak 3 Juli kemarin.
Baca juga : Sisihkan Duit Jajan, Siswa SMAN 6 Jakarta Tebar Sembako Ke Panti
“Kita masih menuju puncak. Puncak kita memang diprediksi paling cepat akhir Juli ini. Juli-Agustus diprediksi masih sangat berat,” kata Dicky, tadi malam.
Dicky meminta agar janji pemerintah melakukan 500.000 tes Covid perhari benar-benar direalisasi. 3T, yakni testing, tracing dan treatment harus betul-betul dioptimalkan. Vaksinasi juga harus terus digenjot.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya