Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pembelajaran Jarak Jauh Yang Kreatif Dan Efektif

Sabtu, 10 Juli 2021 20:50 WIB
Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fauzan. (Foto: ist)
Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fauzan. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Istilah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau distance learning semakin dikenal masyarakat Indonesia seiring dengan merebaknya wabah Covid-19 di negeri ini. Secara konseptual, PJJ sendiri merupakan kegiatan pembelajaran yang memadukan antara pola pembelajaran dalam jaringan (Daring) dengan pembelajaran di luar jaringan (Luring). 

Daring berarti pembelajaran interaktif yang dilakukan secara langsung dengan memanfaatkan platform digital, seperti google meet, zoom, skiype, whatshap, youtube live streeming, dan lainnya. Sementara Luring berarti pembelajaran yang dilakukan secara tidak langsung untuk memanfaatkan sumber dan media pembelajaran lainnya yang telah disiapkan guru atau lembaga pendidikan. 

Dalam perspektif PJJ, perbedaan pola pembelajaran tersebut hanya terletak pada waktu pelaksanaan. Daring menuntut ketepatan dan ketersediaan waktu, sementara Luring memiliki kelonggaran waktu yang luas dan fleksible. Berbeda lagi konsep blended learning, pola pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran secara online (online learning) dengan pembelajaran tatap muka langsung (direct learning).

Terlepas dari perdebatan konsep pembelajaran tersebut, hakikat pembelajaran seharusnya sama, yakni pola interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar dengan target akhir perubahan bermakna. Interaksi sendiri berarti pelibatan penuh semua subjek pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran, terutama pada aktifitas inti pembelajaran. 

Baca juga : Heboh Bear Brand, IDI Proaktif Sampaikan Edukasi

Menurut teori Community of Inquiry (Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid, Kemendikbud, 2020), dalam interaksi pembelajaran minimal ada tiga unsur yang harus nyata ada, yaitu: kehadiran guru, kehadiran aspek sosial atau interaksi, dan ketersediaan bahan ajar sebagai konten pengikat dalam sebuah interaksi. Sudah seharusnya semua pola pembelajaran dilakukan secara interaktif yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran. 

Sebagai pola pembelajaran baru, PJJ perlu dipahami secara komprehensif, baik secara konsep maupun pengelolaan, sehingga penerapan konsep pembelajaran tersebut dapat berjalan secara efektif. Ada tiga paradigma keilmuan yang mendasari penerapan kegiatan PJJ, yaitu: pertama, student active learning; orientasi pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas peserta didik. 

Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian peserta didik. Kedua, digital learning; satu konsep pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi digital. 

Seorang guru yang memiliki komitmen dengan pembelajaran Daring tentu perlu mempertimbangkan kesiapannya dalam (1) memanfaatkan learning manajemen system (LMS) yang digunakan; (2) tepat dalam memilih media atau platform apa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran; (3) sumber belajar online, seperti e journal, e book; dan (4) penilaian dengan memanfaatkan beberapa perangkat online untuk mengukur tingkat ketercapaian pembelajaran peserta didik. 

Baca juga : Peran Pusat Pasar Kerja, Sangat Penting!

Ketiga, collaborative learning work, kegiatan pembelajaran yang mendorong semua peserta didik berkontribusi aktif dalam aktifitas pembelajaran. Paradigma tersebut mengingatkan kita bahwa pembelajaran sejatinya tidak sekedar menyampaikan materi ajar, tetapi pola interaksi yang dapat menggerakkan skill psikomotorik peserta didik. Alhasil, pola ini menghendaki pemahaman pengetahuan peserta didik dapat diperolehnya melalui proses interaksi, refleksi, dan beragam kegiatan, bukan ketergantungan pada penjelasan seorang guru. 

PJJ Yang Kreatif dan Efektif 

Setiap orang menghendaki apa yang dikerjakannya dapat mencapai target yang diharapkan. Dalam kegiatan PJJ, harapan dari seorang guru dan orangtua adalah tercapaianya kemampuan anak secara utuh, meliputi sikap/attitude, pengetahuan dan keterampilan. 

Kemampuan yang paling sederhana dalam kegiatan PJJ antara lain (1) anak dapat fokus dan bertanggung jawab dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) paham terhadap materi yang diajarkan guru, dan (3) mampu mengerjakan semua bentuk tantangan yang diberikan guru secara mandiri. 

Baca juga : Pasien Membludak, Kereta Darurat INKA Jadi Ruang Isolasi Di Madiun

Prinsip pembelajaran jarak jauh sebagaimana tertuang dalam Pedoman Pembelajaran Jarak Jauh mengarah pada dua hal, yakni pertama, keselamatan dan kesejahteraan siswa (students well-being), kurikulum secara jarak jauh tidak menciptakan lebih banyak stres dan kecemasan bagi siswa dan keluarganya; dan kedua, realistis terhadap hasil penilaian mengenai apa yang diharapkan dari pembelajaran jauh berdasarkan perencanaan yang dibuat. (Dirjen GTK Kemendibud; 2020).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.