Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ahli Epidemiologi Dicky Budiman

Ayo Genjot 500 Ribu Testing Sehari, Jangan Sampai Ada Ledakan Besar Di Akhir Juli

Sabtu, 10 Juli 2021 22:18 WIB
Ahli Epidemiologi Dicky Budiman (Foto: Instagram)
Ahli Epidemiologi Dicky Budiman (Foto: Instagram)

 Sebelumnya 
Bicara soal testing, Dicky berpendapat, perkara yang satu ini menggambarkan tingkat keseriusan pemerintah dalam memperbaiki situasi Covid-19.

Kapasitas testing, bisa dilihat dari skala penduduk dan eskalasi pandemi. Dari skala penduduk, pada 3 Juli 2021, terdapat 49,8 tes per 1.000 orang. Kemudian, pada 9 Juli 2021, ada 52 tes per 1.000 orang.

"Memang ada sedikit peningkatan.Tapi, masih belum memadai. Karena kalau kita lihat dari positivity rate pada 3 Juli 2021, nilainya 24,1 persen. Pada 9 Juli 2021, naik menjadi 26,6 persen. Ini artinya, tes belum bisa menjangkau dan menemukan kasus-kasus infeksi. Ini bisa kita lihat dari berapa banyak tes yang harus kita lakukan, untuk menemukan 1 kasus konfirmasi," terang Dicky.

Baca juga : Skenario Terburuk, Terapkan PSBB Jawa Bali Dan Sebagian Kota Raya Lainnya

Pada 3 Juli 2021, untuk menemukan 1 kasus konfirmasi, kita perlu 4,1 tes. Pada 9 Juli, hanya perlu 3,8 tes. Ini menunjukkan bahwa, walaupun sudah mencapai 52 tes per 1.000 orang, tes kita masih jauh dari memadai. Belum merata dan setara," lanjutnya.

Dicky menjelaskan, saat ini Indonesia adalah negara dengan cakupan testing rendah, dengan positivity rate 26,6 persen per 9 Juli 2021. Melebihi 5 kali lipat standar maksimal yang ditetapkan WHO, yang hanya mematok angka maksimal 5 persen.

Jika kita lihat negara tetangga terdekat, positivity rate Malaysia ada di angka 8,5 persen, Filipina 11,7 persen, Vietnam 1,2 persen, dan Singapura di bawah 1 persen.

Baca juga : Efektivitas Vaksin Kudu Diukur Secara Berkala, Terutama Kalau Ada Varian Baru

"Positivity rate menggambarkan status terkendalinya pandemi di satu negara atau wilayah. Paling tinggi, 5 persen. Di bawah 3 persen, artinya sangat terkendali," beber Dicky.

Dicky menambahkan, tingkat pengendalian pandemi juga bisa dilihat dari jumlah kasus terkonfirmasi. Semakin banyak jumlah tes yang harus dilakukan untuk menemukan 1 kasus terkonfirmasi, artinya situasi Covid-19 semakin terkendali.

"Posisi kita saat ini masih sangat kritis. Hanya perlu 3,8 tes, sudah ketemu 1 kasus positif," tuturnya.

Baca juga : Petakan Kebutuhan Oksigen Dari Sekarang, Jangan Sampe Nyesel...

Beda jauh dibanding Malaysia, yang harus melakukan 12,1 tes untuk menemukan 1 kasus baru. Filipina butuh 8,5 tes, Vietnam 80 tes, dan Singapura 6.596 tes. 

"Perbandingan ini bukan untuk tujuan apa-apa. Karena pada akhirnya memang harus diperbandingkan. Semua dituntut menuju standar global positivity rate 5 persen," cetusnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.