Dark/Light Mode

Saat PPKM Darurat

Orang Baik Bermunculan Yang Nyebelin Juga Ada

Senin, 12 Juli 2021 07:30 WIB
Aksi saling dorong antara Petugas Satgas Pemburu Pelanggaran Prokes Kecamatan Kenjeran dengan warga Bulak Banteng, Kenjeran, Surabaya. (Foto: Istimewa)
Aksi saling dorong antara Petugas Satgas Pemburu Pelanggaran Prokes Kecamatan Kenjeran dengan warga Bulak Banteng, Kenjeran, Surabaya. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Lain halnya dengan cara Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam mengekspresikan kesedihannya melihat dampak yang terjadi akibat PPKM Darurat. Politisi PDIP itu mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat yang masih memiliki gaji tetap, untuk banyak jajan atau belanja di warung-warung secara online maupun take away.

Menurut Ganjar dengan banyak belanja di warung, maka akan membantu para pedagang dalam situasi yang sulit dan berat seperti saat ini. Sekaligus mendukung pelaksanaan PPKM Darurat guna menekan penyebaran Corona.

Baca juga : Penyekatan Di Mana-mana Mobilitas Warga Menurun

Disaat maraknya aksi solidaritas untuk sesama, ternyata tidak sedikit juga muncul orang-orang yang nyebelin selama PPKM Darurat ini. Mereka dengan sengaja memanfaatkan pandemi ini untuk mengeruk keuntungan pribadi dari warga yang sedang kesusahan.

Yang paling viral, yakni aksi penimbunan dan mark up terhadap harga oksigen dan obat-obatan. Sudah ada beberapa orang yang berhasil ditangkap pihak kepolisian karena sengaja menaikan harga seenaknya.

Baca juga : Sepekan PPKM Darurat, Target Belum Nyampe

Selain aksi penimbunan, aksi nyebelin lain terjadi di Bandung Jawa Barat. Kelompok penggali kubur khusus jenazah Corona ketahuan mematok biaya pemakaman yang fantastis di TPU Cikadut. Layanan pemakaman yang harusnya gratis dan ditanggung pemerintah, justru dijadikan ajang pungli. Para penggali kubur ini mematok harga Rp 4 juta bagi keluarga korban yang dimakamkan di TPU tersebut.

Aksi menyebalkan lain terjadi di daerah Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Dalam video yang beredar, warga sekitar ketahuan sedang mengintimidasi satu keluarga yang sedang melakukan isolasi mandiri.

Baca juga : Bansos Mana Bansos

Di ketahui, 1 keluarga yang sedang isolasi itu terdiri dari empat anggota keluarga, yakni ibu dan tiga anaknya. Tiga dari mereka dinyatakan positif, sedangkan satu sisanya negatif. Karena kehabisan obat dan bahan makanan, anggota keluarga yang negatif ingin keluar rumah dan pergi ke apotek.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.